Adaptasi Perubahan Iklim, Kementan Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan dampak perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama.
Perubahan iklim global yang terjadi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian dalam mencapai ketahanan pangan.
Sektor ini diharapkan dapat ikut berkontribusi dalam menghadapi perubahan iklim, khususnya dalam upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Untuk itu, Mentan Amran meminta jajarannya agar terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait demi memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem, khususnya di sektor pertanian maupun perkebunan.
''Kami mengimbau kepada sahabat petani seluruh Indonesia, jangan melakukan pembakaran pada penyiapan lahan perkebunan,” kata Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada acara Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) volume 13, Jumat (26/4) di AOR BPPSDMP mengatakan. bahwa emisi GRK di bumi harus dikurangi.
Emisi terbesar perubahan lahan dari hutan menjadi bukan hutan, kemudian adalah industri, pembakaran dan selanjutnya adalah dari sektor pertanian.
“Maka, harus mempunyai varietas yang toleran terhadap pertanian, produktivitas yang rendah, tingkat kesuburan yang rendah. Karena kenaikan produktivitas menghasilkan pangan," ujarnya.
Mentan Amran meminta jajarannya agar terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait demi memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem.
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Wakaf Hutan Jadi Fokus Kemenag untuk Aksi Iklim, Ajak Masyarakat Berpartisipasi
- Bayer Hadirkan Inovasi Berbasis Sains Untuk Kesehatan & Pertanian Indonesia
- Bulog Jatim Gandeng DPW Tani Merdeka untuk Serap Gabah Petani
- Ambiguitas Komitmen Iklim Para Pendana Infrastruktur Gas di Indonesia
- Hortikultura Jadi Tantangan dan Peluang buat Penyuluh Pertanian