Ade Purnama si Penggagas Sahabat Museum
Wadah Belajar Sejarah dengan Cara Enjoy dan Funky
Senin, 17 Januari 2011 – 08:08 WIB
Lantas, bagaimana jika menggelar pertemuan atau rapat setiap akan mengadakan kegiatan? Ade mengatakan, rapat cukup menggunakan fasilitas handphone dan laptop.
Sebenarnya Ade yang masih hidup bersama orang tuanya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, itu pernah berniat menggelar rapat koordinasi persiapan perjalanan keliling museum di rumahnya. Tapi, ide tersebut langsung mentah. Dia khawatir, ketenangan keluarganya terganggu kehebohan saat 20-an kru Sahabat Museum rapat.
Akhirnya diputuskanlah rapat dilakukan di dunia maya. Diskusi membahas tema-tema yang akan dibawa saat berkunjung ke museum dilakukan dengan saling melempar e-mail atau SMS. "Apa pun caranya, bagi kami, yang penting efektif," kata Ade saat ditemui di Mal Pondok Indah, Jakarta, Selasa pekan lalu (11/1).
Begitu pula, penentuan iuran bagi para member Sahabat Museum yang ingin ikut jalan-jalan ke museum juga dilakukan lewat dunia maya. Saat ini member yang sudah terdaftar 5.000 orang. Dia menuturkan, rata-rata iuran sekali agenda Plesiran Tempo Doeloe untuk di dalam Kota Jakarta adalah Rp 30 ribu hingga Rp 300 ribu. Harga itu bisa naik lagi jika member ingin mendapatkan fasilitas lainnya.
Ada satu komunitas di Jakarta yang menghimpun siapa saja yang ingin belajar sejarah dengan cara lebih santai sambil pelesiran. Bahkan, bisa berpelesir
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala