Ade Purnama si Penggagas Sahabat Museum
Wadah Belajar Sejarah dengan Cara Enjoy dan Funky
Senin, 17 Januari 2011 – 08:08 WIB

Berfoto di depan bangkai Kapal Perang Jepang "Tosimaru" yang hancur dibom pesawat Amerika Serikat pada tahun 1944, di Pantai Kao, Halmahera Utara, Maluku Utara. Foto; Sahabat Museum for Jawa Pos
Acara itu, jelas Ade, diikuti ratusan peserta. Karena agenda cukup panjang, sebelum berangkat persiapan pematangan ke Morotai ini, Ade dan kawan-kawan menggelar rapat intensif selama enam bulan. "Kami tidak mau member menjadi bosan. Sebab, perjalanan cukup lama," ujar.
Saat acara berlangsung, Ade dan panitia yang lain tidak merasakan hal aneh. Semua berjalan enjoy. Agenda-agenda yang disusun selama rapat persiapan berjalan mulus. Tetapi, petaka datang ketika acara sudah rampung. Ade dan kru Sahabat Museum sakit panas dan pegel linu selama seminggu lebih. "Kami semua tepar (sakit, Red)," ceritanya.
Dalam perjalanan ke depan, Ade masih memegang cita-cita untuk Sahabat Museum. Di antaranya, membuat buku sejarah. Buku yang akan dia garap itu tidak melulu berisi tulisan-tulisan sejarah yang membosankan. Tetapi, dia memilih membukukan asal-muasal sebuah nama tempat dan juga tokoh sejarah yang ada di tempat tersebut.
Misalnya, Ade ingin mengorek sejarah di Rawa Belong, Jakarta Barat. Menurut dia, tempat itu cukup memiliki nilai sejarah tinggi. Yaitu, sebagai tempat lahirnya si Pitung. Pendekar sakti dari Betawi yang tidak mempan ditembak dan digolok itu juga ikut membasmi kompeni.
Ada satu komunitas di Jakarta yang menghimpun siapa saja yang ingin belajar sejarah dengan cara lebih santai sambil pelesiran. Bahkan, bisa berpelesir
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu