Ade Yasin Didakwa Menyuap Anggota BPK Jabar Rp 1,9 Miliar

jpnn.com, BANDUNG - Bupati nonaktif Bogor Ade Yasin didakwa memberikan suap sekitar Rp 1,9 miliar kepada tim auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat.
Dakwaan itu dibacakan jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disusun antara lain Tonny Frenky Pangaribuan, Budiman Abdul Karib, dan Rony Yusuf.
Dalam dakwaan disebutkan bahwa Ade Yasin dalam memberikan uang suap itu dibantu Kepala Subbidang Kas Daerah pada BPKAD Pemkab Bogor Ihsan Ayatullah, Sekretaris Dinas PUPR Pemkab Bogor Maulana Adam, dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rizki Taufik Hidayat.
"Pemberian uang suap Ade Yasin kepada tim auditor BPK itu dimulai sejak Oktober 2021 sampai April 2022," kata Jaksa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/7).
Pemberian suap dilakukan secara berkelanjutan.
"Keseluruhannya berjumlah Rp 1.935.000.000," kata jaksa.
Uang tersebut diberikan kepada tim auditor BPK, yakni Anthon Merdiansyah, Arko Mulawan, Hendra Nur Rahmatullah Kartiwa, dan Gerri Ginanjar Trie Rahmatullah.
Tujuan uang suap yang diberikan Ade Yasin kepada tim auditor BPK untuk mengondisikan audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bogor tahun anggaran (TA) 2021 agar mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Uang tersebut diberikan kepada tim auditor BPK, agar Pemkab Bogor mendapatkan opini WTP.
- Absen Saat Sidang Praperadilan Hasto, KPK Dianggap Sedang Berniat Buruk
- KPK Periksa Roby Tan dalam Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan IT
- KPK Tetapkan 5 Tersangka Korupsi Kredit LPEI, Kerugian Rp11,7 Triliun
- Usut Kasus Pajak, KPK Panggil Bos PT Wildan Saskia Valasindo dan Bahari Buana
- KPK Absen Sidang Praperadilan, Pengacara Hasto: Semoga Ini Bukan Akal-akalan
- KPK Panggil Ferry S Indrianto terkait Kasus Korupsi Barang dan Jasa Perkeretaapian