Adi Taroepratjeka dan Mia Handayani, Pasutri Tester Kopi
Teliti Rasa dari Unsur Tanah dan Kecepatan Angin
Sabtu, 24 Maret 2012 – 00:04 WIB
Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai ukuran standar internasional negara pengimpor kopi untuk mengetahui rasa kopi dalam angka. Dengan begitu, mereka bisa tahu kopi mana yang cocok buat konsumennya. "Kami melakukannyaa secara freelance. Tidak terikat pada produk tertentu," tutur lelaki kelahiran 1975 itu.
Proses mendapatkan sertifikat tester internasional tidak gampang. Adi harus mengikuti serangkaian ujian kompetensi. Awalnya dia menjalani pelatihan untuk tester kopi tingkat nasional pada 2005. Saat itu dia melakoninya seminggu di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember, Jawa Timur (Jatim).
Mayoritas peserta adalah orang-orang yang berkecimpung di dunia kopi. Mulai pengusaha kopi, petani, hingga juragan kedai kopi. Adi dan Mia berasal dari kalangan yang tidak diperhitungkan: pencinta kopi. "Semuanya dari produsen atau marketing kopi. Cuma kami tester kopi yang berasal dari end user," kata Adi.
Setelah mengantongi ijazah kopi tester nasional, Adi kemudian mengikuti pelatihan tester kopi internasional pada 2008 di Bali. Jika sebelumnya hanya mencecap kopi Nusantara, kali ini dia harus menyeruput kopi dari berbagai belahan dunia. Sejak itulah dia menjadi tester kopi internasional.
Bermodal cinta pada kopi, sejoli Adi Taroepratjeka dan Mia Handayani akhirnya menjadi tester kopi kelas dunia. Mereka mengabdikan hidup sebagai tester
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala