Adian: Total Utang BUMN Jauh Lebih Besar Ketimbang Utang Malaysia

Adian: Total Utang BUMN Jauh Lebih Besar Ketimbang Utang Malaysia
Adian Napitupulu saat wawancara dalam program Ngomongin Politik (NGOMPOL) JPNN.com. Foto: Fais Nasruloh

Sebanyak 490 pekerja di PT INKA dan aroma PHK massal juga tercium akan segera susul menyusul terjadi di berbagai BUMN lain. 

Mandiri misalnya, sudah lempar wacana hanya mempertahankan 20 persen kantor cabang dan menutup sekitar 2000 kantor cabang. Andai tiap kantor cabang ada lima karyawan saja, berarti yang terancam PHK bisa jadi mencapai 10 ribu orang.

Pengurangan BUMN dari 141 menjadi 107 lalu menjadi 80-an BUMN, penutupan anak dan cucu BUMN yang sebentar lagi dilakukan, juga semuanya sangat potensial berbuah PHK.

Presiden Jokowi menegaskan berkali kali untuk berusaha agar tidak terjadi PHK karena sebab apa pun, tetapi BUMN justru berancang ancang perampingan dengan konsekuensi PHK massal di masa pandemi Covid-19.

Kembali pada rencana dana talangan Rp 152 triliun. Dana itu digunakan untuk apa sesungguhnya? Kalau untuk tetap membuat BUMN bertahan hidup, kenapa ketika sudah ada rencana dana lalu terjadi PHK sekian banyak? 

Kalau ada dana talangan, seharusnya yang sekarat bisa dibuat kembali sehat, yang sudah sempoyongan bisa kembali berdiri tegak. Ini yg terjadi justru sebaliknya, dana talangan cair tetapi sekian banyak anak cucu justru ditutup. 

Membingungkan dan sulit mencari jawabannya, atau jangan-jangan apa yang disampaikan oleh salah satu anggota DPR Komisi XI Kamrrusamad, mungkin saja benar. Yaitu untuk memuluskan pencapresan di Pemilu 2024.

Kalau dibilang untuk pencapresan nanti, bisa debatable, tetapi serangkaian video dari pembagian sembako sampai deklarasi di hotel, tentunya agak sulit untuk dibantah. 

Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyoroti kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama terkait besaran utang perusahaan pelat merah itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News