Adian: Total Utang BUMN Jauh Lebih Besar Ketimbang Utang Malaysia

Adian: Total Utang BUMN Jauh Lebih Besar Ketimbang Utang Malaysia
Adian Napitupulu saat wawancara dalam program Ngomongin Politik (NGOMPOL) JPNN.com. Foto: Fais Nasruloh

Apalagi konon rumornya, ada yang membuat deklarasi untuk mendukung seorang menteri jadi capres 2024. Tak lama kemudian pelaksana deklarasi diangkat menjadi komisaris salah satu BUMN. Hmmm.. teori baru nih, cara cepat menjadi komisaris.

Sebelum masuk pada sedikit cerita dan angka terkait UMKM, ada baiknya juga situasi covid menjadi momentum yang bagus untuk presiden melihat lebih jernih kinerja para menterinya dan bisa menggunakan hak konstitusionalnya untuk melakukan evaluasi kabinet.

Setelah cerita dan angka tentang BUMN, Sekarang mari kita bandingkan dengan UMKM.

Tahun 1998 ketika terjadi krisis ekonomi, banyak perusahaan besar yang tutup, bank bangkrut, pabrik gulung tikar. PHK merebak di mana mana.

Ketika situasi semakin buruk dan mencekam, para pengusaha besar itu berlomba cari aman dengan pergi keluar negeri. Siapa pelaku ekonomi yang tersisa dan bertahan di Indonesia saat itu? 

Jawabannya adalah UMKM. Mulai dari pedagang kaki lima, warteg, warung kelontong, penjual sayur keliling, pedagang bubur ayam dan sektor usaha mikro dan kecil lainnya. 

Ya, mereka yang tersisa, yang setia menjaga agar roda ekonomi negara tetap berputar. Ketika situasi kembali membaik, banyak pengusaha besar itu pulang lagi ke Indonesia dan berdiri di depan seolah pahlawan, kembali berkoar, atur sana atur sini.

Situasi ekonomi serupa sedang terjadi saat ini. Pabrik, kantor, bank, mall, bioskop, tempat hiburan semua tutup. Ekonomi melemah, PHK menurut kadin sudah tembus 6 juta orang, defisit mencapai Rp 1.039 Trilyun.

Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyoroti kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama terkait besaran utang perusahaan pelat merah itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News