Adik Ipar Jadi PM, Thaksin Dapat Surat Penangkapan
Kamis, 18 September 2008 – 10:31 WIB
Di Thailand, skandal penjualan tanah negara yang melibatkan suami-istri Shinawatra dikenal dengan nama skandal Ratchadapisek. Kasus itu terjadi pada 2003 ketika Pojaman membeli berhektar-hektar tanah negara dengan harga hanya sepertiga dari harga pasar dalam sebuah lelang yang digelar Dana Keuangan Lembaga Keuangan, sebuah badan milik pemerintah Thailand. Thaksin didakwa memanfaatkan kekuasaannya untuk memuluskan aksi istrinya tersebut.
Thaksin dan Pojaman menolak semua tuduhan korupsi yang dialamatkan kepada mereka. Pengacara keduanya telah menyatakan bahwa kasus ini seharusnya dihentikan karena mereka tak lagi tinggal di negara itu, tetapi MA Thailand memutuskan terus memproses.
Thaksin mengatakan bahwa musuh politik yang dulu ikut merencanakan pelengserannya pasti terlibat merekayasa hasil persidangan. Mantan pemilik klub sepak bola Inggris, Manchester City, itu menolak hadir di persidangan karena menganggap tidak mungkin baginya mendapatkan persidangan yang adil.
Selain skandal Ratchadapisek, Thaksin juga dianggap menyalahgunakan kekuasaan dalam kasus Bank Ekspor-Impor Thailand pada 2004. Kala itu, dia memerintahkan bank untuk meningkatkan pinjaman lunak kepada pemerintah Burma agar bisa membeli produk perusahaannya, Shin Satellite. Satu kasus lainnya adalah pembelian aset milik BUMN Thailand lainnya, SC Asset. (AP/AFP/The Nation/ape/ttg)
BANGKOK - Thaksin Shinawatra tak bisa terlalu bergembira atas terpilihnya sang adik ipar, Somchai Wongsawat, sebagai perdana menteri (PM) baru Thailand.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan