Adrianus Meliala: Polda Lebih Tahu

Adrianus Meliala: Polda Lebih Tahu
Adrianus Meliala: Polda Lebih Tahu
JAKARTA - Pelaku kejahatan dengan modus perampokan menggunakan senjata api biasanya merupakan penjahat-penjahat yang sudah profesional, bukan amatiran. Artinya, jumlahnya tidak banyak. Asumsi itulah yang digunakan kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Prof Adrianus Meliala, dalam menganalisis serangkaian perampokan yang terjadi di Medan dan Langkat, Sumut, beberapa hari belakangan ini.

"Pelaku perampokan, terutama yang menggunakan senjata api, itu pasti jumlahnya tidak banyak. Karena merampok dengan menggunakan senjata api itu bukan kejahatan yang gampang. Pasti pelakunya sudah profesional, bukan amatiran. Dengan demikian, ketika terjadi serangkaian perampokan bersenjata api di satu wilayah tertentu, saya yakin pelakunya, ya, itu-itu juga," ungkap Adrianus Meliala kepada JPNN di Jakarta, Kamis (2/4).

Dia mengatakan hal tersebut terkait dengan rangkaian kasus perampokan bersenjata api yang baru-baru ini terjadi di daerah Medan dan Langkat. Antara lain mulai dari perampokan KCP Bank Mestika di Jalan S Parman No. 30 Medan, dengan jumlah Rp 1 miliar yang dibawa perampok, serta di KCP Bank Mandiri, di Jalan TD Pardede, dengan hasil rampokan Rp 1,2 miliar. Lalu, ada pula perampokan di Kantor UPT di Jalan Perjuangan, Kelurahan Bukit Kubu, Kecamatan Besitang, serta perampokan di Kecamatan Salapian.

Dalam hal ini, Adrianus pun menyarankan agar jajaran Polda Sumut dalam upaya pengungkapan rangkaian kasus perampokan tersebut, supaya berkonsentrasi saja kepada pemain-pemain lama. "Polisi cukup membuka data pemain-pemain lama yang pernah aktif merampok, atau yang sudah pernah ditangkap dan dipenjara. File-file-nya pasti masih ada. Data-data pemain lama itu yang mesti dikembangkan," ungkapnya.

JAKARTA - Pelaku kejahatan dengan modus perampokan menggunakan senjata api biasanya merupakan penjahat-penjahat yang sudah profesional, bukan amatiran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News