Adu Kuda di Muna Terancam Punah

Adu Kuda di Muna Terancam Punah
Adu kuda jantan di Muna terancam punah. Foto: Getty Images
Bagaimana sehingga kuda-kuda itu bisa berkelahi. Kuda yang dapat diadu hanyalah kuda jantan dan telah berusia dewasa. Untuk mengetahui kuda jantan telah memasuki usia dewasa, dari munculnya gigi taring. Kuda-kuda jantan tersebut berkelahi mempertahankan kuda betina, yang hendak diambil oleh kuda jantan lawannya.

"Kuda jantan mempertahankan harga dirinya, karena pasangannya akan diambil,"ungkap Abdul Karim, menyampaikan "resep" memperkelahikan kuda.

Atraksi memperkelahikan kuda, cerita Abdul Karim, sudah ada sejak jaman dahulu kala, sejak sistem perintahan masih kerajaan. Perkelahian kuda kala itu diperagakan untuk menghibur tamu-tamu kerajaan, atau hiburan masyarakat menyambut hari besar lain. Misalnya, musim tanam atau musim panen.

Perkelahian kuda di mulai sejak kerajaan Muna dipimpin oleh Omputo Sangia. Kuda-kuda tersebut didatangkan dari daerah Sumbawa. Mereka hanya meneruskan tradisi yang telah ditinggalkan oleh para pendahulunya.

PACUAN kuda tentunya sudah familiar terdengar. Di negara manapun, kuda diperlombakan untuk adu kecepatan. Namun di Muna, Sulawesi Tenggara kuda diperkelahikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News