Aduan Penjual Ginjal Diabaikan Komnas HAM-Kemenag
Jumat, 28 Juni 2013 – 19:11 WIB

Ayu Meylinda Sarah. Foto: Dok/JPNN
Perihal penahanan ijazah itu, Ayu menjelaskan bahwa pihak sekolahnya tidak memberikan alasan pasti. "Katanya karena Ayu melakukan pelanggaran. Ayu sudah memang pernah kabur dari sana. Sanksinya bersihin pondok," kata Ayu sembari menyebut di Ponpes Nurul Iman, setiap siswa hanya boleh pulang sekali satu tahun.
Nah, perubahan aturan di sekolahnya mulai terjadi saat pemilik Ponpes, Habib Sagaf meninggal dunia tahun 2010 lalu. Oleh pengelola yang baru, aturan baru mulai diterapkan. Seperti denda Rp 500 ribu bagi siswa yang kabur pulang tanpa izin.
"Kabur denda Rp 500 ribu. Di sana kan pulang setahun sekali. Pertama saya pernah pulang seminggu karena kangen keluarga. Balik lagi, dihukum dan saya terima hukumnya," kata Ayu.
Setelah lulus tahun 2012 lalu, keluarga Ayu dibebankan membayar biaya mondok Rp 20 ribu per hari selama di sana. Kemudian ada biaya-biaya lain hingga totalnya Rp 17 juta. Aturan-aturan baru inilah yang membuat banyak siswa di Nurul Iman ingin keluar. (Fat/jpnn)
JAKARTA - Ayu Meylinda Sarah dan Ayahnya Sugiyanto mengaku kembali punya harapan setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjanji mengurus
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- 28 PTN Top Siapkan 17.909 Kursi Jalur SMMPTN-Barat 2025
- Ini Tujuan Bea Cukai Kenalkan Peran dan Fungsinya Kepada Murid TK hingga SMK
- ELSA Bangun Kolaborasi Dunia Industri dan Akademik, Gelar Campus Visit ke Jogja
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda