Aduh, Milenial Lebih Senang Baca WhatsApp Ketimbang Buku

"Saya sangat prihatin, budaya baca kita terutama milenial masih rendah. Begitu anak-anak lulus SMA, mereka tidak lagi membaca. Kalau pun membaca, yang dibaca adalah medsos maupun WhatsApp, bukan buku," ucapnya.
Kondisi ini harus diubah, salah satunya dengan meningkatkan fasilitas membaca. Namun, ini terkendala dengan anggaran. Banyak daerah yang mengalokasikan anggaran perpustakaan sangat kecil.
"Budaya literasi, infrastruktur, dan peningkatan SDM harus berjalan seiring. Untuk menciptakan SDM yang unggul, jangan hanya di perkotaan tetapi juga hingga ke tingkat masyarakat pedesaan," jelasnya.
Diakui My Esti, hal ini menjadi pekerjaan rumah semua pihak termasuk Bappenas, Kemendikbud harus membuat upaya ini menjadi skala prioritas untuk mewujudkan SDM unggul. Kunci utamanya adalah indeks literasi yang memadai atau tinggi, sehingga nantinya masyarakat pedesaan juga memahami dengan melakukan gerakan masif budaya literasi itu sangat penting.
"Kami di legislatif akan berupaya meningkatkan anggaran literasi karena saat ini dengan adanya pemotongan dana akibat pandemi Covid-19, semua menjadi berjalan tidak maksimal," tandasnya. (esy/jpnn)
budaya literasi masyarakat masih sangat rendah terutama kalangan milenial sehingga harus dipacu dengan peningkatan fasilitas membaca
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- WhatsApp Mengembangkan Fitur Opsi Penyimpanan Gambar dan Video
- WhatsApp Makin Seru Lewat Fitur Musik di Status
- Pendiri Telegram Ejek WhatsApp, Ini Katanya
- Monly AI Permudah Pencatatan Keuangan via WhatsApp, Ada Pengingat Otomatis
- Panggilan Video WhatsApp Bakal Hadir di Google Messages
- Pengguna iPhone Bisa Punya Multiaccount WhatsApp di Satu Perangkat