AEKI Dorong Pembentukan Market Intelijen Kopi
jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga mempengaruhi ekspor kopi Indonesia.
Sekjen Asosiasi Ekpor Kopi Indonesia (AEKI) Miftakhul Kirom mengatakan selama ini beberapa negara pengguna biji kopi cenderung memilih untuk menggunakan stok yang ada sebelum impor.
"Pada awal pandemi semua negara melakukan lockdown membuat ekspor kopi mengalami penurunan," kata Miftakhul Kirom dalam webinar 'Mendukung Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Produksi Perdagangan dalam Negeri dan Ekspor Kopi Nasional di Tengah Pandemi' yang diselenggarakan oleh Harnas Media Consultant (HMC), Kamis (29/7).
Dia menuturkan bahwa selama pihaknya lebih menata peningkatan potensi di hulu untuk meningkatkan kualitas kopi yang bagus. "Jadi, menaikkan brand kopi Indonesia di mata dunia,” ujarnya.
Miftakhul mengatakan akan menciptakan market intelijen kopi di masa pandemi. Hal ini dimaksudkan agar Indonesia memiliki data yang diinginkan negara-negara lain akan kopi yang saat ini tengah populer.
"Market Intelijen nantinya juga bisa mencegah impor kopi dari luar negeri,” ucapnya.
Ketua Asosiasi Kopi Spesialis Indonesia (AKSI) Andi Fachri menambahkan pihaknya lebih menyoroti aktivitas dari hulu ke hilir.
“Yang menjadi perhatian kami adalah peningkatan kualitas kopi kepada petani di tengah pandemi ini. Jadi, selama pandemi para petani bisa meningkatkan produktivitasnya dengan menciptakan kopi yang premium,” katanya.
AEKI mendorong pembentukan market intelijen kopi guna meningkatkan ekspor kopi Indonesia.
- Dukung Industri Kopi Nasional, BNI Gandeng PMO Kopi & Kakao Nusantara
- 7 Khasiat Rutin Minum Kopi Tanpa Gula, Bikin Penyakit Ini Ogah Mendekat
- Jamkrindo Beri Mesin Kopi kepada Kelompok Petani di Kintamani
- PNM Dorong Pengembangan Usaha Petani Kopi Kintamani lewat 2 Strategi
- Pertumbuhan Pasar Kopi Indonesia Tercepat di Dunia, Fore Coffee Buka 61 Gerai Baru
- Foopak dan Bluedoors Kenalkan Kemasan Kopi Biodegradable, Ada Keunggulannya