AFAF Jual Obat Palsu ke 197 Apotek, Begini Modusnya
jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri membongkar tindak pidana pemalsuan obat keras dengan obat-obatan paten yang tidak sesuai standar.
Dalam kasus ini, Bareskrim menetapkan satu tersangka berinisial AFAF, 52. “Tersangka melakukan repacking terhadap obat keras generik menjadi obat-obatan paten non-generik yang memiliki harga lebih mahal,” kata Dirtipidter Brigjen Fadil Imran di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (22/7).
Tersangka AFAF menggunakan perusahaanya bernama Jaya Karunia Investindo (JKI) sebagai Perusahaan Besar Farmasi (PBF) yang terdaftar resmi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Dia ini menyalurkan obat-obatnya ke 197 apotek, seolah itu adalah obat paten,” katanya.
BACA JUGA: Peredaran Obat Palsu Secara Online Masih Marak Terjadi
Dalam aksinya, tersangka menggunakan bahan baku obat yang diduga telah kedaluwarsa dan dimasukkan ke dalam kemasan untuk dijual kembali. Aksi ini telah dilakukan selama tiga tahun dan sudah memalsukan 51 jenis obat.
"Rata-rata obat yang bernilai ekonomis tinggi. Seperti obat antibiotik, asam urat, obat penyakit dalam, dan sabagainya,” jelas Fadil.
Akibat kejahatan ini, kata Fadil, selain berdampak buruk kepada kesehatan, negara juga dirugikan dan membuat publik menjadi tidak percaya terhadap distributor obat-obat resmi.
Tersangka AFAF menggunakan bahan baku obat yang diduga telah kedaluwarsa dan dimasukkan ke dalam kemasan untuk dijual kembali.
- Disebut di Sejumlah Skandal, Brigjen Pipit Diragukan Mampu Sikat Tambang Ilegal
- Penyidik Bareskrim Berangkat ke Kediri Untuk Usut Kasus Gagal Ginjal Akut
- Tren Obat Palsu Meningkat saat Pandemi Covid-19, Awas Jangan Salah Pilih!
- Geger, Ada Wamenkes di Pusaran Skandal Obat Palsu
- Kepanikan di Mana-Mana, Obat Virus Corona Palsu Banjiri Pasar Eropa
- Terungkap! Dua Pria Ini Meracik Obat Palsu untuk Sakit Liver dan Darah Tinggi