AFPI: Literasi Keuangan yang Baik Bisa Menghindarkan Beban Finansial Berlebihan

jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyampaikan pentingnya kesadaran dan literasi keuangan dalam memanfaatkan layanan fintech lending (Pindar).
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengungkapkan bahwa Pindar yang diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah instrumen inklusi keuangan yang aman dan bertanggung jawab.
Pindar diatur secara ketat melalui regulasi OJK, termasuk pengelolaan risiko yang dirancang untuk melindungi konsumen dari potensi kerugian yang tidak terduga.
"Namun, layanan ini tetap membutuhkan pengguna bijak dan memahami risiko yang terkait," kata Entjik S. Djafar, Rabu (15/1).
Lebih lanjut dikatakan, Pindar dirancang untuk membantu masyarakat mengakses pendanaan dengan transparansi dan akuntabilitas.
Hanya saja, kata dia, tanpa literasi keuangan yang memadai dan kesadaran yang baik, layanan ini bisa disalahgunakan atau menjadi beban yang sulit dikelola.
AFPI menyampaikan keprihatinan atas tragedi kemanusiaan baru-baru ini terjadi, yang mana seorang ayah di Cirendeu mengakhiri hidupnya dan nyawa anak istrinya akibat tekanan ekonomi dan beban utang.
Tragedi seperti yang terjadi di Cirendeu, lanjutnya, menunjukkan bahwa tekanan ekonomi yang berlebihan, tanpa dukungan edukasi keuangan yang memadai, bisa memicu keputusan ekstrem.
AFPI menyampaikan literasi keuangan yang baik bisa menghindarkan beban finansial berlebihan
- 6 Lender Rugi Miliaran, Akseleran Didesak Realisasikan Klaim Asuransi Gagal Bayar
- Dorong Pengembangan UMKM-K, ASIPPINDO Tegaskan Komitmen Wujudkan Asta Cita Pemerintah
- Beri Layanan Trading yang Aman, Dupoin Resmi Terdaftar di OJK
- Penetrasi Keuangan Syariah Rendah, OJK Minta Pelaku Usaha Melakukan Ini
- CBD PIK2 Buyback Saham Rp 1 Triliun, Laba Melejit Hampir 60%
- BLK 2025 Sukses Beri Edukasi untuk 10.000 Peserta, Perkuat Literasi Kripto Nasional