Afriansyah: Seperti Pasangan Dwi Tunggal, Prabowo-Yusril
”Menteri pertahanan itu tidak hanya berbicara soal perang. Kementerian pertahanan itu ilmu integratif, Pak Prabowo paham kondisi negara ini dan kementeriannya itu menjadi sentral di kabinet Indonesia,” ucapnya.
Yusril meyakini PBB tak salah memberikan dukungan kepada Prabowo sebagai calon Presiden Republik Indonesia.
”PBB tetap istikamah dengan Pak Prabowo. Bermusyawarah bersama mengambil keputusan untuk Indonesia,” kata Yusril.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang turut hadir pada acara tersebut mengatakan kehadiran ribuan kader PBB menunjukkan optimisme bahwa dukungan PBB tidak akan berpaling.
"Kami yakin dukungan ini adalah konsisten dan istikamah. Karena PBB adalah partai politik yang sudah sekali diambil keputusan tidak akan ke mana-mana dengan segala konseskuensi, sekali Prabowo tetap Prabowo," ucap Muzani
Menurut Muzani, Prabowo menitipkan pesan kepadanya untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada PBB yang telah mendukungnya sebagai kandidat Presiden di Pilpres 2024.
"Karena itu atas dukungan dari PBB sejak deklarasi di BSD, di Aceh, di Makassar dan hari ini Surabaya, Jawa Timur dan di mana-mana. Nanti akan ada di Padang, Sumatera Barat, bahkan terkahir di Papua. Pak Prabowo menyampaikan terima kasih atas dukungan ini," kata Muzani.
Sementara mengenai kandidat wakil presiden, Sekjen PBB Afriansyah Noor percaya Prabowo akan menentukan kandidat terbaik lah yang menjadi pendampingnya di Pilpres 2024.
Sekjen DPP Partai Bulan Bintang Afriansyah Noor mengatakan seperti pasangan dwi tunggal, dahulu pasangan Soekarno-Hatta, sekarang Prabowo Yusril.
- Prabowo Yakin Andra Soni Akan Membawa Banten Lebih Baik
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Puluhan Tahun Bereng Prabowo, AKA Yakin Programnya Bersama Ahmad Ali Akan Terealisasi
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun