Afrika Minta Barat Kucurkan Rp 9,2 T untuk Penanganan Cacar Monyet
jpnn.com, KIGALI - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) membutuhkan dana sebesar 600 juta dolar AS (sekitar Rp 9,2 triliun) untuk menangani penyebaran wabah cacar monyet (monkey pox/mpox) di benua tersebut.
Kebutuhan itu disampaikan Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya pada Kamis (12/9).
Saat konferensi pers secara daring, Kaseya meminta negara-negara Barat untuk membantu menutup kekurangan pendanaan tersebut, dengan menekankan pada pentingnya solidaritas.
“Ini adalah saatnya untuk menunjukkan solidaritas yang nyata,” ujarnya. “Kami tidak ingin kembali besok dan mengatakan bahwa kalian lagi-lagi meninggalkan Afrika.”
Dana tersebut diharapkan berasal dari negara-negara anggota Uni Afrika, mitra pembangunan, filantropis, serta sektor swasta.
Menurut data terbaru yang diumumkan oleh CDC Afrika, setidaknya ada 107 kematian baru dan 3.160 kasus baru mpox yang muncul dalam sepekan terakhir.
Kaseya juga menyampaikan bahwa tingkat pengujian mpox mencapai 52,9 persen, yang menurutnya menunjukkan kurangnya pengujian di seluruh benua.
“Kita tidak bisa hanya bergantung pada kasus terkonfirmasi untuk pengambilan keputusan dan respons,” katanya, menegaskan.
Benua Afrika telah mencatat lebih dari 26.000 kasus dugaan mpox alias cacar monyet, termasuk 724 kematian sepanjang tahun ini, menurut data CDC Afrika.
- Cacar Monyet Jadi Masalah Kesehatan Publik Utama di Afrika
- Dokter: Cacar Monyet Bisa Dicegah dengan Pola Hidup Sehat dan Imunitas
- China Janji Guyur Afrika dengan Hibah Militer Rp 2,1 T
- RSHS Bandung Ternyata Pernah Merawat 2 Pasien Positif Mpox pada 2023, Keduanya Sembuh Total
- Dinkes Jateng Sebut Penyakit Cacar Monyet di Brebes Masih Dugaan
- Menparekraf: HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 Perkuat Citra Indonesia di Kawasan Afrika