Agama dan Budaya Roh Pancasila, Tak Perlu Dipertentangkan

Agama seolah terpisah, bahkan bertentangan dengan budaya. Begitu juga sebaliknya.
“Karena itulah integrasi agama dan budaya perlu dikuatkan kembali dengan pandangan bahwa agama memberi roh religius pada budaya dan budaya memberi ruang kontekstualisasi ajaran agama,” imbuh Syaiful.
Dia menambahkan, keduanya tidak bisa dicampuradukkan, tetapi tidak bisa dipisahkan apalagi dipertentangkan.
“Menjadi religius tidak berarti menanggalkan budaya dan menjadi berbudaya tidak berarti bertentangan (menistakan) agama,” jelas pria kelahiran Kotabaru, Kalsel, 20 Juli 1962 itu.
Menurut dia, sangat tidak elegan bila ada kelompok atau golongan yang sengaja membentur-benturkan masalah ini karena bisa menimbulkan kegaduhan.
Apalagi, benturan-benturan itu akhirnya bermuara di ranah hukum. Sebenarnya, sambung dia, penyelesaian masalah itu akan lebih mudah dengan musyawarah dan mufakat. (jos/jpnn)
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Syaiful Bakhri mengatakan, agama sangat mulia karena merupakan titah Tuhan Yang Maha Esa.
Redaktur & Reporter : Ragil
- PA GMNI Dorong Etika Bernegara Berbasis Pancasila untuk Atasi Krisis Demokrasi
- Slamet Ariyadi DPR: Lemhanas Perlu Merevitalisasi Pembelajaran dan Pemahaman Ideologi Pancasila
- Pendidikan Berperan Dalam Mengaktualisasikan Nilai Pancasila di Tengah Tantangan Zaman
- Pancasila Dalam Menu Makan Bergizi Gratis
- Sultan: Pancasila Membawa Misi Perdamaian dan Kemakmuran Universal
- Megawati dan Paus Fransiskus Bahas Pancasila hingga Pemanasan Global