Agar Aman, Penjual dan Pembeli Dibatasi Besi Teralis
Jumat, 19 Maret 2010 – 04:11 WIB
Akhir-akhir ini, lanjut Hakim, perampokan semakin banyak dialami warga ekspatriat. misalnya, perampokan salah satu kedubes di Port Moresby pada 17 Februari lalu. "Pelakunya empat orang dan kejadiannya di siang bolong," cerita Hakim heran.
Menurut sumber yang lain, empat orang tersebut berpura-pura hendak mengurus visa. Namun, setelah masuk, mereka melakukan aksi jahatnya itu.
Seorang istri pejabat KBRI Port Moresby juga sempat ketiban sial. Saat beristirahat di pinggir pantai belum lama ini, dia didatangi orang tak dikenal. "Orangnya lalu menodongkan senjata, kemudian merampas barang-barangnya," kata seorang tim advance yang tidak mau dikorankan. "Kalau kita jalan sendirian malam hari, bahaya," imbuhnya mengingatkan.
Kejadian itu juga pernah dialami seorang pejabat kepolisian PNG. Ini mengagetkan. Sebab, dia punya kedudukan cukup terhormat di kepolisian. Namun, tetap saja dia menjadi korban. Semua barang berharga yang melekat di tubuh pejabat polisi tersebut dipereteli.
Jika datang ke Port Moresby, ibukota Papua Nugini (PNG), harus ekstra hati-hati. Ancaman aksi kriminalitas tak mengenal waktu. Berikut catatan wartawan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408