Agar Labuhan Angin tak Angin-anginan
Rabu, 17 Maret 2010 – 11:38 WIB
Ketika saya mendapat laporan bahwa mesin pembangkit ini kurang baik, saya agak meragukan. Tidak mungkin ada mesin yang dibuat khusus agar hasilnya kurang baik. Tidak mungkin ada mesin yang karena untuk Sibolga maka sengaja dibuat sekedarnya saja. Apalagi pembangkit ini merupakan perwujudan dari dipulihkannya kerjasama ekonomi antara Indonesia-Tiongkok. Inilah proyek yang dananya diberikan oleh Tiongkok. Inilah proyek yang jadi simbul penting dari dimulainya babak baru hubungan ekonomi Indonesia-Tiongkok.
Di samping berdiskusi dengan pimpinan PLTU Labuhan Angin, saya juga memanggil kontraktor PLTU itu. Yakni perusahaan dari Tiongkok. Saya diskusikan dengan dia mengapa PLTU Labuhan Angin ini angin-anginan. Saya sungguh kaget ketika pimpinan perusahaan itu membawa sejumlah foto: foto batu yang jumlahnya luar biasa banyaknya.
Batu apakah itu? “Ini batu yang keluar dari boiler,” ujarnya dalam bahasa Mandarin. Dengan foto itu dia ingin menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada masalah dengan mesinnya. Dia ingin memperlihatkan bahwa mesin itu rusah karena banyaknya batu yang tercampur dengan batubara. Akibatnya batu-batu itulah yang menghantam boiler tiap hari secara terus-menerus.
Saya pura-pura membantah bahwa penyebab angin-anginnya PLTU Labuhan Angin karena batu-batu itu. Tapi dalam hati saya tidak bisa menolak alasan itu. Saya tidak mau mempersoalkan masa lalu. Saya mengatakan padanya bahwa saya akan berusaha keras untuk mengontrol batubara yang dikirim ke Labuhan Angin. Tapi saya juga minta agar kontraktor tersebut menangani kerusakan-kerusakan yang telah terjadi. Dengan resiko ada pada dirinnya.
ALANGKAH senangnya ketika pagi ini saya benar-benar akan bisa mendarat di Kota Sibolga. Inilah untuk pertama kalinya dalam hidup saya akan melihat
BERITA TERKAIT