Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu
Sabtu, 27 Oktober 2012 – 07:20 WIB
"Sebenarnya dukungan fasilitas untuk agen-agen kita juga sudah baik. Penyadapan misalnya. Kita punya alat yang bisa merekam pembicaraan orang di mana pun di Indonesia ini cukup hanya dari Pejaten (Kantor BIN, Red)," katanya.
Setelah lulus, agen-agen muda tersebut tentu harus mempunyai kedok (cover) untuk bertugas." Ada yang dipilihkan pimpinan. Tapi, sebagian besar harus mencari kedok sendiri sesuai lingkup penugasannya," jelasnya. Beberapa yang paling sering dipilih adalah kedok sebagai wartawan, peneliti, dosen, atau aktivis LSM.
"Kalau dari sisi menyamar, sebenarnya kemampuan intel kita di atas rata-rata. Di buku, saya ceritakan seorang mayor yang pura-pura jadi orang gila berhari-hari untuk mengintai sasaran," katanya.
Supono menegaskan, jika ada yang sok berlagak intel, sesungguhnya dia justru bukan intel alias intel bodong. "Ada yang mengaku-aku anggota BIN, pakai kartu anggota segala, tujuannya jahat, memeras orang. Ini harus dilaporkan polisi," ujarnya.
DUNIA intelijen selalu penuh misteri dan kerahasiaan. Apakah hidup sebagai mata-mata seindah yang digambarkan dalam film James Bond besutan Holywood?
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas