Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu

Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu
Supono Soegiran, saat ditemui di Pesona Kahyangan, Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin, 22 Oktober 2012. Foto: Ridlwan/ Jawa Pos
Supono juga alumnus pelatihan CIA (Central Intelligence Agency) dan Mossad ( lengkapnya Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim, dalam bahasa Ibrani berarti Institut Intelijen dan Operasi Khusus, Israel).  "Saya di CIA berlatih advance collection atau metode tingkat mahir untuk pengumpulan data di lapangan,"   katanya.

Collection dalam artian intelijen termasuk teknik menyamar, teknik menyadap, teknik menyusup, meniru, dan sebagainya. "Kalau di Mossad, dua kali; advance analysis dan training for trainer,"   katanya. Baik di CIA maupun Mossad, Supono lulus kursus dengan nilai memuaskan.  

"Sebenarnya kita tidak boleh minder. Kualitas  intel kita sama baik, bahkan lebih baik daripada Mossad dan CIA. Hanya kalah di fasilitas,"   tambahnya.

Supono muda sebenarnya sama sekali tak ada bayangan akan berkarir di dunia mata-mata hingga tua. Dulu dia hanya berkeinginan menjadi PNS atau pegawai agar orang tuanya di Blora, Jateng, bahagia.  "Saya lulus Fisipol tahun 72 nekat bawa ijazah ke Jakarta,"   ujarnya.

DUNIA intelijen selalu penuh misteri dan kerahasiaan. Apakah hidup sebagai mata-mata seindah yang digambarkan dalam film James Bond besutan Holywood?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News