Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu
Sabtu, 27 Oktober 2012 – 07:20 WIB
Supono juga alumnus pelatihan CIA (Central Intelligence Agency) dan Mossad ( lengkapnya Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim, dalam bahasa Ibrani berarti Institut Intelijen dan Operasi Khusus, Israel). "Saya di CIA berlatih advance collection atau metode tingkat mahir untuk pengumpulan data di lapangan," katanya.
Collection dalam artian intelijen termasuk teknik menyamar, teknik menyadap, teknik menyusup, meniru, dan sebagainya. "Kalau di Mossad, dua kali; advance analysis dan training for trainer," katanya. Baik di CIA maupun Mossad, Supono lulus kursus dengan nilai memuaskan.
"Sebenarnya kita tidak boleh minder. Kualitas intel kita sama baik, bahkan lebih baik daripada Mossad dan CIA. Hanya kalah di fasilitas," tambahnya.
Supono muda sebenarnya sama sekali tak ada bayangan akan berkarir di dunia mata-mata hingga tua. Dulu dia hanya berkeinginan menjadi PNS atau pegawai agar orang tuanya di Blora, Jateng, bahagia. "Saya lulus Fisipol tahun 72 nekat bawa ijazah ke Jakarta," ujarnya.
DUNIA intelijen selalu penuh misteri dan kerahasiaan. Apakah hidup sebagai mata-mata seindah yang digambarkan dalam film James Bond besutan Holywood?
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas