Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu

Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu
Supono Soegiran, saat ditemui di Pesona Kahyangan, Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin, 22 Oktober 2012. Foto: Ridlwan/ Jawa Pos
Awalnya dia melamar di Badan Urusan Logistik (Bulog).   Baru masuk, sudah disodori naskah bahasa Inggris. "Waktu itu saya masih pating grathul (tidak lancar, Red) bahasa Ingrisnya,"  katanya. Tentu saja dia ditolak.

Beberapa kantor lain dicoba dimasuki, tapi juga nihil. Hampir putus asa, Supono termenung di terminal bus Lapangan Banteng. "Tiba-tiba ada kakak angkatan di HMI menyapa, dia alumnus fakultas hukum. Dia bilang, Bakin (Badan Koordinasi Intelijen Negara) ada lowongan," katanya.

Saat itu, era Orde Baru, Bakin menjadi lembaga yang sangat sangar. Supono pun nekat mendatangi markas Bakin yang dulu berada di Jalan Senopati Raya (sekarang Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara).   "Satpamnya gagah tinggi besar, kumisnya tebal. Saya berpikir spontan saja. Saya bilang punya informasi penting untuk pimpinan Bakin," tuturnya.

Mujur, satpam itu percaya. Supono malah diantar langsung bertemu dengan kepala personalia Bakin.  "Saya langsung sodorkan ijazah. Kepala personalia itu bilang saya beruntung karena siang itu hari terakhir pendaftaran untuk masyarakat umum,"   katanya.

DUNIA intelijen selalu penuh misteri dan kerahasiaan. Apakah hidup sebagai mata-mata seindah yang digambarkan dalam film James Bond besutan Holywood?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News