Agar Zaman Kolonial Tetap Abadi Dalam Karya
Kamis, 15 November 2018 – 13:06 WIB
jpnn.com, SURABAYA - Seniman Wahyudi Muklas punya cara tersendiri dalam merawat kenangan perjalanan bangsa. Foto-foto buram kota zaman kolonial diubah menjadi lukisan dari akrilik di kanvas beragam ukuran. ''Aku ingin melestarikannya karena foto-foto itu makin buram,'' ucap Yudi, panggilan akrab Wahyudi Muklas, kemarin.
Menurut dia, Surabaya memiliki bangunan-bangunan kolonial yang cantik. Surabaya mampu memberikan sensasi berbeda baginya. ''Meski kota lain juga punya gedung-gedung kolonial, Surabaya ini menarik. Saya paling suka Gedung Simpang,'' ucap alumnus Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB itu.
Dalam pengerjaan lukisan, Yudi biasanya mengambil foto-foto zaman kolonial di internet atau arsip. Dia memilih lokasi yang punya nilai estetis untuk dilukis. Pengerjaan setiap lukisan membutuhkan waktu hingga sebulan, bahkan lebih.
Selama melukis, Yudi selalu ditemani lagu-lagu zaman dulu. Nacht Over Java, misalnya. Selain untuk membangun kenyamanan, lagu-lagu itu bisa membantu Yudi menyelami suasana zaman dulu.
Yudi juga mengunjungi lokasi-lokasi dalam lukisannya sebelum lukisan selesai. ''Sambil belajar petanya,'' kata Yudi saat ditemui di Galeri DKS Balai Pemuda.
Seluruh lukisan yang dipamerkan sejak 7 November hingga 17 November 2018 itu dibuat realistis. Yudi tak membubuhkan detail aneh yang tidak sesuai dengan zamannya. ''Warna tembok-tembok yang kusam pun saya pertahankan. Sebab, belum banyak warna kan saat itu,'' ujarnya. (dya/c5/tia)
Selama melukis, Yudi selalu ditemani lagu-lagu zaman dulu. Nacht Over Java, misalnya. Selain membangun kenyamanan, lagu itu membantu menyelami suasana jadul
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Jam Tangan Ridwan Kamil x Modderfathers Dilelang
- Alumni ITB Bersatu untuk Mewujudkan Visi Indonesia 2045 Melalui Lukisan Kolaboratif
- G3N Project Usung Karya Seniman Maestro & Pendatang Baru di ArtMoments 2024, Ada Lukisan Murni
- Cerita Pidi Baiq Mencoba Jadi Pelukis Gegara Pandemi Covid-19
- Konon SYL Pernah Beli Lukisan Seharga Rp 200 Juta, dari Sini Duitnya