Agomo Budoyo

Oleh: Dahlan Iskan

Agomo Budoyo
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Ya segitulah kira-kira".

"Mengapa banyak kamar bernomor?”

"Seniman dari mana-mana sering ke sini. Menginap di sini," katanya. Gratis.

Ia pun menyebut nama-nama seperti Soimah, Sudjiwo Tedjo, Gus Mus, dan banyak lagi. Berarti padepokan ini juga dilengkapi wisma seni. Cocok dengan nama padepokan.

Tak terasa lebih satu jam saya ngobrol dengan Kirun. Waktunya ke Takeran, Magetan –ngurus pesantren. Saya pun minta izin membawa beberapa makanan kecil ke mobil.

Saat melihat saya datang tadi Kirun langsung panggil anak muda di situ. "Cepat ke pasar. Beli jongkong, cenil, dan grontol. Beliau suka suguhan seperti itu. Sama-sama orang desa," ujar Kirun.

Kirun benar dengan segala ucapannya itu.(*)


Berita Selanjutnya:
Realitas Utang

Saya ke rumah Kirun Rabu lalu. Mudah. Tidak jauh dari mulut tol Madiun. Tinggal belok kanan sekitar 1 km. Berdekatan dengan rumah Laksamana (Purn) Yudo Margono.


Redaktur : Tim Redaksi
Reporter : Tim Redaksi

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News