Agresivitas Tiongkok di Pasar Mobil Listrik Indonesia, Warning Buat Jepang

jpnn.com, JAKARTA - Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu memprediksi pasar mobil listrik baterai (BEV), tahun ini di Indonesia akan berkembang signifikan.
Hal itu tidak lepas dari penetrasi merek-merek otomotif baru asal Tiongkok.
Pendorong agresivitas
“Faktor utama yang mendorong proyeksi ini adalah makin kompetitifnya harga jual yang ditawarkan oleh merek-merek baru China yang bermutu tinggi, desain keren, dan fitur teknologi terbaru, hal yang tidak mungkin dilakukan baik oleh produk Jepang maupun Eropa,” kata dia dihubungi Antara di Jakarta.
Merek-merek Tiongkok tersebut diprediksi akan menguasai segmen entry-level dan menengah, dengan harga lebih bersaing dibandingkan produk Jepang maupun Eropa.
“Segmen terbesar pasar yang ada di Indonesia itu, sebagai catatan, ada di entry level, kisaran Rp150 juta hingga Rp500 jutaan,” Yannes menambahkan.
Strategi harga agresif dari pabrikan Tiongkok berpotensi mendisrupsi pasar yang sebelumnya didominasi merek Jepang, termasuk Eropa yang lebih fokus pada segmen premium.
"Model bisnis yang telah mapan dan fokus pada segmen premium menyulitkan mereka untuk bermanuver ke segmen entry-level," jelas Yannes.
Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu memprediksi pasar mobil listrik baterai (BEV), tahun ini di Indonesia akan berkembang pesat
- Perang Listrik
- Banyak Pebulu Tangkis Indonesia Tumbang di 16 Besar All England, Tiongkok Masih Mendominasi
- Menlu China Minta Warga Jepang Setop Dukung Taiwan, Ungkit Dosa Era Perang Dunia II
- Arbani Yasiz Ungkap Alasan Melamar Kekasih di Jepang, Ternyata
- GYS Luncurkan Baja Tahan Gempa Plus, Lebih Hemat Biaya
- BNI Bersama JCB Gelar Lucky Draw Berhadiah ke Universal Studio Jepang