Agresivitas Tiongkok di Pasar Mobil Listrik Indonesia, Warning Buat Jepang
Menurut dia, harga jual yang terjangkau akan membuka akses mobil listrik bagi kalangan konsumen yang lebih luas, adopsi yang lebih masif di berbagai lapisan.
Proyeksi harga yang makin kompetitif juga diperkirakan akan memacu penurunan harga rata-rata mobil listrik di Indonesia.
Hal itu tentunya akan menguntungkan konsumen dengan memberikan lebih banyak pilihan dan harga yang kian terjangkau.
Daya Saing Jepang dan Eropa Melemah
Lebih lanjut, Yannes mengungkap, ketidakmampuan pabrikan Jepang dan Eropa bersaing di segmen harga kompetitif disebabkan oleh berbagai faktor.
Di antaranya lemahnya riset dan pengembangan untuk mengikuti tren kendaraan yang diinginkan generasi milenial dan Gen Z.
Selain itu, struktur biaya yang lebih tinggi, seperti upah buruh dan rantai pasokan yang lebih kompleks, turut memperburuk daya saing mereka.
Terlebih lagi, fokus mereka yang terlalu lama menduduki segmen premium membuat mereka kesulitan untuk bermanuver ke pasar entry-level yang lebih besar di Indonesia.
Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu memprediksi pasar mobil listrik baterai (BEV), tahun ini di Indonesia akan berkembang pesat
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Mantap! Produk Perikanan dari Ambon Makin jadi Primadona di Pasar Internasional
- Mantap! UMKM Asal Bekasi Sukses Ekspor Jengkol dan Komoditas Lainnya ke Jepang
- Bea Cukai Kalbagsel dan Instansi Terkait Dukung Pelaku Usaha Lokal Tingkatkan Ekspor
- Bea Cukai Melepas Ekspor 13 Ribu Ekor Belut Sawah Hidup Asal Banjarmasin ke Tiongkok
- Celeng Banteng