Agresivitas Tiongkok di Pasar Mobil Listrik Indonesia, Warning Buat Jepang

Agresivitas Tiongkok di Pasar Mobil Listrik Indonesia, Warning Buat Jepang
Ilustrasi pasar mobil listrik di Indonesia. Foto : Ricardo

Beberapa pabrikan otomotif Jepang dan Eropa juga menghadapi kesulitan keuangan.

Di sisi lain, produsen Tiongkok yang telah mengakuisisi merek global seperti beberapa di antaranya Volvo (oleh Geely) dan MG, menunjukkan agresivitas dalam memperluas pangsa pasar mereka.

“Jadi, ini merupakan kombinasi kompleks dari faktor ekonomi, strategi bisnis, dan regulasi yang berbeda, serta transformasi besar dalam industri otomotif global yang kini sedang berlangsung cepat,” ujar Yannes.

“Yang tidak siap akan tergulung gelombang perubahan ini,” tambah Yannes.

Sementara itu, para pemain Tiongkok terus memperkuat komitmen mereka dengan membangun pabrik perakitan, pabrik komponen, serta jaringan 3S (Sales, Service, Spare Parts) di Indonesia.

Dengan investasi besar yang terus berlanjut dan strategi harga yang kompetitif, mobil-mobil Tiongkok memiliki potensi besar untuk mendominasi pasar otomotif Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.

Namun, menurut Yannes, untuk benar-benar menyamai kedudukan Jepang, konsistensi dalam menjaga kualitas, membangun citra merek yang kuat, dan merespons kebutuhan pasar secara berkelanjutan sangat lah krusial.

“Jika merek-merek besar China tersebut mampu mempertahankan momentum positif ini, bukan tidak mungkin mobil-mobil China akan menjadi pemain dominan dan mengubah peta persaingan otomotif Indonesia dalam beberapa tahun ke depan,” imbuh Yannes. (ant/jpnn)


Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu memprediksi pasar mobil listrik baterai (BEV), tahun ini di Indonesia akan berkembang pesat


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News