Agus Pramono, Dari Office Boy Jadi Miliarder
Berawal dari Modal Rp 500 Ribu dan Lima Ekor Ayam
Sabtu, 03 Maret 2012 – 00:03 WIB
Siapa sangka, Nunung yang hobi masak ternyata jago membuat ayam bakar. Hal itu menginspirasi Mono. Dia pun mengganti usaha gorengan menjadi ayam bakar. "Modalnya 500 ribu dan lima ekor ayam," ungkapnya.
Mono lantas mengganti gerobaknya ke sebuah warung tenda dekat Universitas Sahid, Jakarta. Jualannya laris manis. Saat itu 80 ayam ludes dalam hitungan jam. Tapi, pada 2004, lokasi dagangnya digusur karena hendak dibuat SPBU. Mono lalu pindah ke Tebet Raya 57.
Pada 2006, Mono membuka cabang lain. Namun, isu flu burung membuat bisnisnya terganggu. Omzet restoran Mono anjlok drastis selama beberapa bulan. "Mau gimana lagi. Saya jualan ayam, flu burung menyerang ayam. Wajar kalau orang takut," kata peraih Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010 ini.
Tapi, Mono terus istiqomah jualan ayam dengan menjaga kebersihan. "Karyawan tidak boleh gondrong. Harus potong kuku dan cukur jambang. Pokoknya harus bersih sih," ujar Mono.
Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah kejamnya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408