Agus Sutikno, Pendeta Bertato Pendamping Orang-Orang Pinggiran

Pelayan Doa yang Merangkap Jadi Guru Matematika

Agus Sutikno, Pendeta Bertato Pendamping Orang-Orang Pinggiran
Agus Sutikno di tengah anak-anak di pinggiran Kanal Banjir Timur Semarang. Foto: Priska Birahy/Jawa Pos

Tepat di seberang jalan dari tempat Agus berdiri, dua waria tua duduk di depan gubuk kumuh mereka. Keduanya berpakaian seadanya dengan bentuk wajah yang ’’bengkak’’ karena suntikan silikon. Tangan salah seorang waria itu mulai tremor.

Pemandangan mengiris hati itu jadi sarapan sehari-hari Pendeta Agus Tato. ’’Ini garapan saya. Merekalah ladang tempat saya melayani,’’ kata pendeta Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) tersebut.

Sejak 11 tahun lalu, seluruh hidup Agus tercurah di kawasan merah itu. Dia punya ’’tempat tinggal’’ kedua di lokalisasi liar tersebut. Memang, di tempat itu, tidak banyak jemaat gereja atau masyarakat umum yang mau membaur. Mereka khawatir dengan tingkat kriminalitas di tempat tersebut. Apalagi ancaman persebaran virus HIV/AIDS.

Sebagian takut tertular penyakit kelamin, sedangkan kelompok lainnya jijik dan bernyali ciut menghadapi mereka. Tapi, berbeda dengan Agus. Pendeta berusia 39 tahun itu justru menilai kawasan tersebut merupakan lahan garapannya yang utama.

’’Kalau tidak ada yang ngaruhke, kasihan masa depan anak-anak itu. Karena itu, saya mau mendampingi mereka,’’ ucapnya.

Begitu pula bagi dua waria sepuh yang sudah tidak berdaya di gubuknya tersebut. Bentuk wajahnya aneh, bengkak di pipi, dahi, dagu, serta hidung karena silikon. Rambutnya beruban dan lebih mirip nenek sihir sehingga mereka kian diabaikan masyarakat. Bahkan, banyak yang ’’tidak berani’’ menatap wajah mereka.

’’Kak Bon dan Kak Tesi (panggilan dua waria itu, Red) sudah lama tinggal di sini. Keduanya sudah terima Yesus,’’ ujar Agus.

Masa lalu yang kelam dan keterbatasan ekonomi orang-orang pinggiran itu mendorong Agus untuk menjangkau mereka. Sebab, dia pernah berada di titik terkelam manusia. Berkawan dengan iblis dan menjadi budaknya. Namun, nama Yesus jualah yang akhirnya mengentaskan Agus dari titik kelam tersebut.

PENDETA Agus Sutikno mungkin tergolong pemuka agama yang langka. Tubuhnya penuh tato, dandanannya sangar, dan wilayah pelayanan doanya adalah tempat-tempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News