Agus Sutikno, Pendeta Bertato Pendamping Orang-Orang Pinggiran
Pelayan Doa yang Merangkap Jadi Guru Matematika
Dibesarkan oleh orang tua yang keras membentuk karakter dan watak Agus yang keras pula. Tontonan live show tindak kekerasan sang ayah itu menyemai dendam dan kepahitan dalam diri Agus.
’’Saya pernah menantang ayah untuk berantem. Sempat menyesal punya ayah seperti dia,’’ ungkap lelaki yang sempat diisi ilmu kebal tubuh oleh ayahnya tersebut.
Sejak itu, Agus tumbuh menjadi anak yang suka melawan orang tua. Hidupnya hanya bermabuk-mabukan dan menjadi penguasa jalanan. Namun, seiring perjalanan waktu, hati Agus melunak. Timbul kesadaran dalam hatinya untuk berdamai dengan Tuhan. Karena itu, dia pun bertobat.
Hanya, lantaran chasing fisiknya telanjur seperti preman, ketika Agus memutuskan untuk menjadi pelayan doa, kesannya jadi pendeta yang sangar.
’’Tuhan Yesus kan sudah mengasihi saya. Kenapa dengan orang pinggiran kita jadi jaga jarak?’’ tegas lelaki yang pernah terlibat dalam kejahatan narkoba dan segala jenis kekerasan jalanan itu.
Sejak kedatangannya pada 2005 di kawasan tepian Kanal Banjir Timur Semarang, satu per satu warga tersentuh oleh sikap dan pengajaran Agus akan kebaikan Kristus. Tidak bermaksud mengkristenkan warga. Bahkan, Agus tidak peduli apakah warga yang dibina beragama Kristen atau beragama lain.
’’Saya hanya ingin membaur dengan mereka. Mendampingi mereka dalam suka dan duka,’’ tegas pria kelahiran 17 Agustus 1975 itu.
Pendeta yang hingga kini tetap memelihara tato di sekujur tubuh itu memberikan pelayanan doa kepada umat binaannya. Dalam aktivitas pelayanan doa, Agus mengisinya dengan memberikan les pelajaran kepada anak-anak TK dan SD.
PENDETA Agus Sutikno mungkin tergolong pemuka agama yang langka. Tubuhnya penuh tato, dandanannya sangar, dan wilayah pelayanan doanya adalah tempat-tempat
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408