Agus Widjajanto Beberkan Krisis Multidimensi dan Dampaknya

Agus Widjajanto Beberkan Krisis Multidimensi dan Dampaknya
Praktisi hukum Senior Agus Widjajanto. Foto: Dokumentasi pribadi

Ditambah lagi dengan ancaman krisis global yang mana fondasi ekonomi negara ditopang dari utang luar negeri berakibat krisis ekonomi.

Kelima, Krisis Kepercayaan Antarelite. Hampir tidak ada rasa percaya antarelite. Yang paling parah, sasaran dalam krisis ini adalah pemerintah, yang mana karena krisis di atas, lalu menimbulkan krisis berikutnya.

Keenam, Krisis Poltik. Karena krisis kepercayaan dan saling menyalahkan antara elite yang satu dengan yang lain, maka timbul krisis politik, bukan hanya elite dengan elite, tetapi antarmasyarakat sendiri terjadi krisis kepercayaan.

Ketujuh, Krisis Kemanusiaan. Bentrok antarfisik akibat beda dalam suara politik dan menebar politik identitas pada agama tertentu berakibat adanya saling terjadi gab antarmasyarakat pada pemilu lalu.

Politik identitas juga menyebabkan kejahatan kemanusiaan karena adanya penggiringan opini publik untuk mencari pembenaran sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan bangsa dan negara.

Dalam penilaian Agus Widjajanto, krisis-krisis tersebut terjadi akibat terlampau terburu-buru dalam menyikapi masalah dan korban dari permainan antarelite bangsa didukunung kontra inteljen asing yang tidak ingin bangsa ini maju hingga melahirkan reformasi yang dianggap bisa mengubah keadaan lebih baik seperti membalik telapak tangan.

Yakni dengan membayangkan serta berharap ekspektasi yang terlampau tinggi seolah setelah tumbangnya Orde Baru semuanya akan lebih baik.

Pada gilirannya, tingginya ekspektasi dilalui dengan mengubah dan melakukan amendemen UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 hingga beberapa kali yang berakibat berubahnya sistem ketatanegaraan yang justru menimbulkan krisis baru berupa krisis multidimensi.

Praktisi hukum Senior Agus Widjajanto mengatakan krisis multidemensi yang berlarut-larut menyerupai lingkaran setan (vicious crises).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News