Agus Widjajanto Berbagi Cara Memahami Sistem Ketatanegaraan Sebuah Bangsa
Desain besar kemudian dijabarkan dalam UUD yang disahkan pada 18 Agustus 1945 atau sehari setelah Proklamasi menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Lembaga Tinggi Negara ini adalah pengejawantahan dari suara rakyat seluruh negara yang dalam paham demokrasi disebut sebagai Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat adalah Suara Tuhan).
Keberadaan MPR RI, menurut Agus Widjajanto, oleh para Pendiri Bangsa dalam UUD 1945 ditempatkan paling terhormat sebagaimana Pasal 1 Ayat 2 bahwa 'Kedaulatan adalah di tangan takyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR '.
Pasal 1 Ayat 2 tersebut sejalan dan selaras dengan Sila ke-4 dari Pancasila sebagai Dasar Negara bahwa 'Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat, kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan'.
Implementasi Pancasila
Presiden ke-2 Republik Indonesia Jenderal Besar TNI HM Soeharto selalu menyebut bahwa implementasi dari Pancasila yaitu Eka Prasetya Panca Karsa.
Calon mahasiswa doktor hukum Universitas Padjajaran itu mengatakan Eka Prasetya Panca Karsa digali dan diilhami dari falsafah huruf Honocoroko yang merupakan ajaran luhur dari para leluhur.
Ajaran ini menekankan pentingnya memahami dan menemukan jati diri bangsa sehingga pada gilirannya akan memahami karakter bangsa ini.
Praktisi Hukum Agus Widjajanto menyatakan untuk bisa memahami dan mengetahui sistem ketatanegaraan sebuah bangsa maka harus mempelajari sejarah sebuah negara.
- KPK Proses Laporan Dugaan Korupsi Aset Pemkab Kutai Timur di Jakarta
- Syamsul Bahri Tolak Pemberian Kewenangan Penyidik kepada Kejaksaan, Ini Alasannya
- Menimbang Kisah Ubuntu untuk Rekonsiliasi Politik di Masa Lalu
- Bahaya Politisasi Hukum Dalam Penyelenggaraan Negara Demokrasi
- KPK Setor Rp40,5 Miliar Uang Rampasan dari Rafael Alun ke Negara
- Apakah Negara Sudah Mengindonesiakan Tanah dan Orang Papua?