Agus Widjajanto dan Tim Luncurkan Buku Tentang Membangun Karakter Anak Bangsa
Pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah itu mengungkapkan rasa kebangsaan perlahan, tetapi pasti luntur pada generasi muda.
Banyak generasi muda saat ini mulai tidak paham dan meninggalkan budaya sendiri sebagai sebuah bangsa yang sangat minim pengetahuan atas sejarah bangsanya.
Di sisi lain, peralihan kepemimpinan nasional dari Orde Baru ke Orde Reformasi seakan memberikan kesan bahwa semua orang mendapatkan kebebasan sebebas-bebasnya baik dalam mengekpresikan diri maupun mengeluarkan pendapat yang memang telah dijamin oleh konstitusi.
"Namun, banyak juga yang melupakan hakikat dari kebebasan itu sendiri, terutama menyangkut rasa bertanggung jawab dan menghormati hak orang lain yang menjadi ajaran luhur para pendiri bangsa," ujar Agus.
Ajaran yang mengajarkan secara bijak sesuai dengan nilai nilai luhur bangsa ini sebagai bangsa yang besar dan berbudaya tinggi.
Dia menyampaikan fenomena degradasi moral bukan hanya menyangkut budaya, tetapi seluruh aspek kehidupan baik politik, ekonomi, hukum serta sosial.
“Buku ini membuat ajakan agar segenap anak bangsa, di samping mengejar kemajuan dengan hal-hal baru, tetapi juga jangan melupakan etika luhur dan budaya bangsa sendiri agar tercipta keselarasan di semua lini kehidupan,” kata Agus Widjajanto.
Dia mengingatkan bahwa menjaga nilai-nilai luhur bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan seluruh pihak baik kaum pendidik, agamawan, budayawan dan setiap insan sebagai warga negara.
Praktisi Hukum Agus Widjajanto bersama tim penulis meluncurkan buku Membangun Karakter Anak Bangsa
- Kepala BNPB Sebut Adexco 2024 Bisa Ciptakan Teknologi Karya Anak Bangsa Naik Kelas
- Lestari Moerdijat Sebut Pemahaman Terhadap Budaya Dorong Anak Mampu Lahirkan Gagasan
- Mbak Rerie Sebut Hari Konsitusi Harus jadi Pengingat Anak Bangsa Agar Tak Kehilangan Arah
- Mantan Dirjen Migas Luncurkan Buku 'Negara Bermatabat'
- Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, Begini Harapannya
- Dino P. Djalal: Hanya 29 Persen Orang Indonesia Memiliki Pengetahuan tentang Perubahan Iklim