Agustinus Wibowo dan Petualangan Bertahun-tahun di Afghanistan
Lolos dari Perampokan, Pernah Ditawar Pria Homo
Senin, 16 Mei 2011 – 08:08 WIB
Agustinus Wibowo. Foto: ist/Agung Iskandar/Jawa Pos
Sayangnya, upaya itu malah merusak budaya asli mereka. Bangsa Afghan menjadi lebih materialistik dan berorientasi duit. Karena itu, wisata Afghanistan kini menjadi wisata mahal.
Laki-laki Afghanistan, kata Agus, sangat terobsesi dengan maskulinitas. Banyak gym atau fitness center berdiri meski dengan peralatan karatan. Lelaki tua atau muda bisa menghabiskan waktu berlama-lama di gym demi perut six pack dan otot biceps atau triceps yang gempal. Ironisnya, para lelaki juga gemar sinetron melankolis. "Sinetronnya tentang mertua yang kejam dengan menantu yang sabar. Kalau mereka nonton, istri atau anggota keluarga yang perempuan tidak boleh ikut," ujarnya.
Masyarakat Afghanistan, kata Agus, kebanyakan membenci Taliban. Mereka menganggap organisasi pro Osama Bin Laden itu adalah lembaga bikinan Pakistan untuk menguasai Afghanistan. "Mereka tidak percaya Osama benar-benar ada. Osama, menurut mereka, hanya rekaan. Orang Afghanistan juga percara teori-teori konspirasi," katanya.
Afghanistan juga mengenal prostitusi meski sangat sedikit dan tersembunyi. Ada kode khusus untuk menyebutnya. Yakni, Chinese Restaurant. Saat Taliban runtuh, berdiri beberapa restoran China yang juga menyediakan perempuan. Pada 2006, praktik tercela itu digerebek petugas keamanan. "Tapi, orang tetap menyebut prostitusi dengan istilah Chinese Restaurant," ujarnya.
Agustinus Wibowo bisa disebut sebagai petualang langka asal Indonesia. Dia menjelajah daratan Asia Tengah, mulai dari Beijing, Tiongkok, hingga Afghanistan.
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara