Agustus, Produksi Cabe Naik 4.000 Ton
Rabu, 21 Juli 2010 – 15:09 WIB
Tidak menentunya musim yang mempengaruhi terhadap kualitas panen, dikatakan Bayu terkadang memang banyak merugikan petani. Apalagi harga tinggi dipasaran terjadi bersamaan dengan masa tidak panen. Akibatnya kerugian petani berlapis, mulai dari produktivitasnya rendah karena penyakit, panen busuk karna hujan, dan juga sedang tidak masa panen.
Baca Juga:
"Makanya antisipasi sudah banyak kita lakukan. Kita kasih perlindungan supaya tidak kena hujan langsung supaya tidak penyakitan dan busuk saat musim panen," kata Bayu.
Saat ini kata Bayu, akibat harga cabe yang melonjak bahkan langka, banyak kritikan terhadap pemerintah. Padahal kontribusi cabe terhadap inflasi hanya berkisar 0,26 persen. Perhitungannya adalah konsumsi cabe dimasyarakat berkisar 1,2 juta ton per tahun. Jika dibagi 250 juta penduduk Indonesia, artinya sekitar setengah kilogram (Kg) cabe merah dikonsumsi setiap tahunnya.
"Kalau harga cabe Rp 60 ribu, artinya setiap penduduk mengkonsumsi cabe seharga Rp30 ribu per tahun. Kalau dibagi 365 hari, maka setiap hari setiap penduduk hanya makan sambal dengan harga sekitar Rp100. Ini yang sedang kita ributkan, hanya sekedar untuk menyerang Pemerintah," kata Bayu.(fuz/afz/jpnn)
JAKARTA- Pemerintah meyakini lonjakan harga yang terjadi pada komoditas cabe tak akan berlangsung lama. Memasuki musim panen pada Agustus mendatang,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Erwin Aksa: Persiapan Rapimnas Kadin 2024 Berjalan Baik dan Sesuai Rencana
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Toshiba Berbagi Tips Menjaga Kebersihan Dispenser
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%