Ah, Berbuka Puasa pakai Kolak Sudah Biasa, Ini Kopi Bro...
Bahkan untuk membuat kopi ini, bukan sembarang orang. Kopi ini dibuat secara turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu, yang kini diteruskan oleh keturunannya yang mempunyai darah Timur Tengah yakni Hj Sa’dia.
Setiap harinya Hj Sa’dia, harus menyiapkan dua ratus gelas kopi kepada para jama’ah. Untuk memenuhi itu Sa’dia menyiapkan 2,5 kilo kopi serta 5 kilo gram gula. Sementara untuk menambah keharuman kopi ditambah dengan daun pandan.
"Tradisi ini sudah berlangsung puluhan tahun yang lalu dan turun temurun, kopi ini didatangkan langsung dari Arab," jelas Hj Sa'dia.
Usai membuat kopi kira-kira 15 menit sebelum azan magrib berkumandang, kopi telah siap dihidangkan ke dalam puluhan cangkir kecil lengkap dengan satu biji kurma dan sebuah kue di atas piring kecil.
Menurut para warga, kopi ini sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti melegakan tenggorokan dan menghilangkan batuk serta menghangatkan tubuh.
“Sudah dari kecil saya sudah sering buka puasa di tempat ini, kopi ini juga mengandung banyak manfaat untuk kesehatan tubuh” kata Rizal salah seorang jamaah.
"Saat waktu berbuka tiba, tanpa dikomando serentak kopi beraroma jahe itu langsung diminum ramai ramai," tambahnya.
Berbuka puasa dengan kopi arab ini tidak terdapat di mesjid lain di Kota Palu, bahkan di daerah lain di Indonesia. Penasaran dengan rasa kopi ini? Datang saja langsung ke mesjid An Nur Palu, Jalan Sis Al Jufri. (***/sam/jpnn)
SUDAH hal biasa jika berbuka puasa dengan teh manis, kolak, es buah, air putih, atau minuman bersirup. Namun bagaimana apabila berbuka dengan segelas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara