Aher Sebut Figur Capres 2024 Harus yang Mampu Atasi Kompleksitas Tantangan Global

Aher Sebut Figur Capres 2024 Harus yang Mampu Atasi Kompleksitas Tantangan Global
Direktur Eksekutif Simetris Research and Consulting Aher Budiantoro. Foto: Dokumentasi Aher

“Belum ada pihak yang bisa menjamin kapan ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina ini akan mereda, sehingga kondisi ini akan membuat pemulihan ekonomi global maupun nasional akan terus berada dalam ketidakpastian,” ujarnya.

Untuk itu, Aher menilai figur capres dan cawapres yang bertarung dalam pemilu 2024 nanti adalah figur-figur yang memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dan memahami betul tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan dengan segala kompleksitasnya.

Jika menyelisik hasil survei terbaru yang dirilis Skala Survei Indonesia (SSI) yang digelar pada 6-12 November 2022 lalu berjudul ‘Dampak Ketegangan Global Terhadap Keamanan Indonesia’, ada sekitar 17,9% responden yang setuju dengan penyataan bahwa perang antara Rusia melawan Ukraina akan berdampak pada keamanan Indonesia. Sementara sebanyak 12,8% mengatakan konflik tersebut tidak akan berdampak pada keamanan Indonesia.

Adapun alasan responden yang memilih pernyataan bahwa konflik Rusia-Ukraina akan berpengaruh terhadap keamanan Indonesia antara lain karena: Berdampak ke ekonomi (25,1%); Semua negara ikut merasakan akibat perang termasuk Indonesia (14,4%); Berdampak ke harga minyak (8,8%); dan Bisa terjadi perang dunia (6,5%).

Terkait hasil survei SSI tersebut, Aher menilai kekhawatiran publik mengenai dampak konflik antara Rusia dengan Ukraina terhadap prospek ekonomi nasional ke depannya cukup beralasan.

Menurutnya, yang paling berbahaya dalam perang antara Rusia dan Ukraina itu adalah menajamnya eskalasi konflik yang berpotensi menyeret negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan NATO yang mendukung penuh militer Ukraina, sehingga cakupan perang akan menjadi jauh lebih besar, bahkan tidak menutup kemungkinan digunakannya senjata pemusnah massal (nuklir).

“Kalau sampai pecah perang dengan cakupan yang lebih luas, sudah bisa dipastikan suplai dan distribusi komoditas global, baik pangan dan energi akan terhenti secara drastis, dan itu akan sulit kita kembalikan ke titik normal dalam kurun waktu 1-2 tahun ke depan,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Aher berharap Pemerintah Indonesia terus mewaspadai dan siap mengantisipasi segala kemungkinan terburuk jika sewaktu-waktu terjadi eskalasi konflik antara Rusia-Ukraina yang dapat memicu kontraksi perekonomian global secara mendadak dan membawa ekonomi Indonesia ke jurang resesi.

Nama Indonesia kembali mengemuka dalam percaturan global setelah perhelatan G20 berjalan sukses.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News