Ahli Epidemiologi Bicara Soal Vaksin AstraZeneca
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui PT Bio Farma telah menandatangani kerja sama pembelian 50 juta dosis vaksin Covid-19 dari AstraZeneca.
Hal ini disebut memberi variasi yang cukup dalam hal vaksin untuk rakyat.
Sejauh ini sudah ada tiga varian vaksin Covid-19 yang akan dipergunakan di Indonesia, selain dari Sinovac. Ketiga vaksin tersebut yakni Pfizer, AstraZeneca, dan Novavax.
Pfizer dan AstraZeneca memiliki klaim efikasi atau keampuhan yang tinggi, yakni lebih dari 70 persen untuk Astrazeneca, dan 90 persen untuk Pfizer. Sementara Novavax belum mengklaim efikasi.
Namun, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menuturkan meski klaim efikasi ketiga vaksin tergolong tinggi, belum tentu jenis vaksin Covid-19 tersebut aman dan ampuh untuk melawan virus corona yang berkembang di masyarakat Indonesia.
Sebab belum ada data uji klinis yang mengikutsertakan masyarakat Indonesia.
"Seharusnya vaksin tersebut diuji coba dulu di Indonesia, baru bisa dikatakan aman. Kalau hanya menggunakan referensi (data pasca-vaksinasi) dari negara lain, saya no comment," kata Masdalina beberapa hari lalu.
Perlu diketahui jika pengembang vaksin Covid-19 asal Inggris, AstraZeneca, telah mengumumkan berdasarkan data awal dari uji coba fase 3, bahwa kandidat vaksinnya memiliki tingkat efektivitas rata-rata sebesar 70 persen.
Pfizer dan AstraZeneca memiliki klaim efikasi atau keampuhan yang tinggi, yakni lebih dari 70 persen untuk Astrazeneca, dan 90 persen untuk Pfizer.
- Menteri Kesehatan Pastikan Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia Lebih Aman
- Suhud Tolak Kebijakan Vaksin Covid-19 Berbayar
- Dukung Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan, Etana Perkuat Kerja Sama dengan BRIN & UNSW
- Vaksin mRNA Buatan China Diklaim Efektif Membasmi Omicron
- Dunia Hari Ini: Vaksin Covid-19 Dosis Kelima di Australia hingga Karakter Anyar Marvel
- 3 Kasus Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken Ditemukan di Indonesia, Waspada