Ahli Filsafat: Kampus Bukan Tempat Peredaran Kitab Suci
Senin, 09 Mei 2011 – 20:07 WIB
JAKARTA--Maraknya pemikiran-pemikiran yang mengarah pada faham radikalisme di lingkungan kampus dinilai sebagai akibat masuknya ayat-ayat kitab suci dalam proses pembelajaran. Dosen Filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung mengatakan, seharusnya yang boleh diedarkan di kampus adalah pemikiran-pemikiran akademis yang memang boleh diperdebatkan.
"Kalau yang diedarkan adalah ayat suci maka tidak mungkin ayat suci itu dikritik. Jadi kampus itu bukan tempat untuk peredaran ayat suci tapi tempat peredaran ayat-ayat akademis, ayat yang boleh dinyatakan salah," ungkap Rocky di Warung Daun, Jakarta, Senin (9/5).
Rocky menjelaskan, kampus yang merupakan tempat belajar bagi mahasiswa adalah tempat untuk belajar beragumen. Namun, argumennya harus berdasarkan pemikiran yang kritis.
"Sekarang ini kita tidak melihat kondisi yang demikian di dalam kampus , dimana mahasiswa yang mengargumenkan pikiranya. Misalnya, saya mengajar, terus ada mahasiswa yang protes sesuai dengan ajaran kitab suci. Bagaimana saya bisa membantah? Kan tidak bisa. Inilah keadaan-keadaan di kampus kita," tukasnya.
JAKARTA--Maraknya pemikiran-pemikiran yang mengarah pada faham radikalisme di lingkungan kampus dinilai sebagai akibat masuknya ayat-ayat kitab suci
BERITA TERKAIT
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus
- Kuliah Tamu di BINUS University, Dosen FISIP UPNVJ Bicara soal Netnografi
- Siap-siap! Sumbangsih Cup 2025 Segera Digelar, Dijamin Seru dan Meriah
- Unika Atma Jaya Resmikan School of Bioscience, Technology, and Innovation