Ahli Ini Jelaskan Pembuatan Vaksin Diawasi Ketat dari Sisi Keamanan, Mohon Disimak
"Hal ini tidak benar, karena tentu saja kandungan vaksin sudah diuji sejak praklinik. Sebenarnya vaksin tidak berbahaya tetapi perlu diingat vaksin itu produk biologis."
"Oleh sebab itu, vaksin bisa menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan yang merupakan reaksi alamiah dari vaksin. Jadi memang harus berhati-hati mengenai mitos-mitos terkait KIPI ini," tutur pria bergelar profesor itu.
Dia pun menjelaskan, jika ditemukan efek setelah divaksin, masyarakat sebenarnya bisa melaporkan ke Komnas KIPI melalui situs www.keamananvaksin.kemkes.go.id.
Komnas KIPI sendiri merupakan Lembaga yang terbentuk sejak 2007 yang beranggotakan para ahli independen, dengan kompetensi dan keilmuan terkait vaksinologi.
Menjangkau wilayah Indonesia yang luas telah terbentuk Komite Daerah KIPI di 34 Provinsi.
“Yakinlah keamanan vaksin itu dipantau sejak awal. Bahkan, setelah vaksin diregistrasi, tetap dipantau dan dikaji keamanannya," ujar Prof. Hindra.
Prof. Hindra meyakini selain Covid-19, masyarakat saat ini dihadapkan pula dengan informasi keliru yang tidak disikapi dengan bijak.
“Musuh kita cuma satu yaitu virus. Musuh kita adalah musuh bersama, untuk melawannya kita harus bekerja sama agar upaya-upaya jadi efektif dan tidak mementingkan diri sendiri."
Prof Hindra Irawan Satiri memastikan, proses pembuatan vaksin COVID-19 dilakukan dengan kehati-hatian, tentunya pembuatan vaksin memperhatikan sisi keamanan agar memberikan pelayanan yang aman bagi pasien.
- Menteri Kesehatan Pastikan Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia Lebih Aman
- Suhud Tolak Kebijakan Vaksin Covid-19 Berbayar
- Dukung Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan, Etana Perkuat Kerja Sama dengan BRIN & UNSW
- Vaksin mRNA Buatan China Diklaim Efektif Membasmi Omicron
- Dunia Hari Ini: Vaksin Covid-19 Dosis Kelima di Australia hingga Karakter Anyar Marvel
- 3 Kasus Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken Ditemukan di Indonesia, Waspada