Ahli Teknik Sipil Kita Ciptakan Beton Bisa Terapung

Ahli Teknik Sipil Kita Ciptakan Beton Bisa Terapung
Rudi Febrijanto (tengah), Fahmi Aldiamar (kanan), Peneliti Mortar Busa di Pusat jalan dan jembatan (pusjatan), Selasa (4/4/2017) saat ditemui Laboratorium Geoteknik Pusjatan Kementerian PU di Bandung. FOTO : JUNEKA/JAWAPOS

”Kalau busa dari bahan sintetis cepat meletus. Jadi, tidak bisa tahan lama. Kurang stabil karena gelembungnya cepat pecah,” ungkap Rudy yang menjadi pegawai Pusjatan sejak 1995 itu.

Para peneliti memanfaatkan gelembung-gelembung busa untuk menciptakan ruang berongga dalam struktur mortar busa.

Nah, ruang berongga itu akhirnya tetap berisi udara meski sudah dalam cetakan beton atau dipakai untuk bahan penimbun. Jadilah timbunan ringan.

Ruang berongga tersebut secara otomatis juga mengurangi kebutuhan bahan pasir dan semen.

Bila biasanya dibutuhkan 1 kilogram (kg) pasir dan 1 kg semen, dengan busa itu, hanya diperlukan 0,8 kg pasir dan 0,8 kg semen. Perbandingannya secara umum 1 pasir : 1 semen.

Sedangkan 1 busa : 20–25 air. Jadi, 1 liter busa berbanding 20–25 liter air.

Kekuatannya ditentukan bisa menahan tekanan hingga 20 kilogram tiap sentimeter persegi. Itu dipakai untuk spesifikasi lapis fondasi.

Sedangkan lapis fondasi bawah bisa menahan tekanan hingga 8 kg.

Ahli teknik sipil kita menorehkan prestasi level dunia. Kreasi mereka diberi nama mortar busa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News