Ahli Teknik Sipil Kita Ciptakan Beton Bisa Terapung
Kini teknologi mortar busa yang diracik para peneliti Pusjatan itu tidak lagi berada di dalam rahim laboratorium. Tapi, sudah lahir dan berdiri kukuh menjadi bagian dari struktur sipil yang dimanfaatkan masyarakat. Misalnya, menjadi bahan timbunan ringan untuk flyover Pelangi Antapani, Bandung.
Peresmian jalan layang dengan bentang 44 meter itu dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 24 Januari 2017.
JK hadir karena tertarik dengan teknologi baru penggunaan mortar busa yang dipadu dengan baja lengkung bergelombang atau corrugated. Khusus baja lengkung itu memang hasil kerja sama dengan perusahaan Posco dari Korea Selatan.
Keunggulan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) tersebut adalah lebih murah, lebih cepat pengerjaannya, lebih tahan lama, dan ramah lingkungan. Biaya konstruksi CMP hanya Rp 8,84 juta per meter persegi.
Bandingkan dengan biaya teknologi konvensional yang menggunakan PCI Girder atau beton yang mencapai Rp 14,87 juta per meter persegi. Sedangkan umur layanan bisa lebih dari 100 tahun.
Waktu pengerjaan pun hanya enam bulan. Sebaliknya, dengan teknologi lama, biasanya butuh waktu pengerjaan sampai setahun.
Umur layanan bisa lebih dari 100 tahun. Pembangunannya pun ramah lingkungan karena sedikit menggunakan material alam.
Fahmi Aldiamar, peneliti Pusjatan lainnya, mengungkapkan bahwa sebenarnya waktu pengerjaan itu bisa hanya empat bulan.
Ahli teknik sipil kita menorehkan prestasi level dunia. Kreasi mereka diberi nama mortar busa.
- Sektor Properti di Batam Diprediksi Meningkat di 2025
- Lion Parcel dan Indah Logistik Bekerja Sama untuk Perkuat Infrastruktur Pengiriman
- Mawardi-Anita Berjanji Membangun Infrastruktur Merata di Sumsel
- Kinerja Infrastruktur Pemkot Tangsel Diganjar Penghargaan Kementerian PU
- Debat Kedua Pilkada Balikpapan, Paslon 01 Fokus pada Infrastruktur dan Kebutuhan Dasar
- Bertrasformasi Jadi Kota Metropolitan, Semarang Fokus Sediakan Infrastruktur Berkelanjutan