Ahli Teknologi Plastik: Ada Disinformasi soal BPA
Dia melanjutkan bahwa sebenarnya memang terjadi migrasi senyawa kimia dalam kemasan pangan plastik apapun, termasuk galon PET dan PC. Namun, dia menekankan bahwa migrasi yang terjadi masih dalam batas aman dan mampu diolah dan dikeluarkan oleh tubuh.
Dia menerangkan, dalam galon PC, paparan BPA yang masuk ke dalam tubuh dikeluarkan sekitar 2 hingga 4 jam sekali melalui urine atau zat sisa. Sedangkan paparan antimon, asetaldehida dalam galon PET baru bisa diproses oleh tubuh dalam waktu 93 jam.
"Namun, tetap tidak akan terjadi akumulasi. Kalau akumulasi itu artinya menumpuk terus enggak keluar dan ini tidak terjadi. Kalau stibium (antimon) ini saya tidak tahu, tetapi kalau BPA ini yang tidak terjadi akumulasi," tuturnya
Dia melanjutkan penelitian terkait BPA yang dilakukan oleh organisasi kesehatan Eropa (EFSA) dan Amerika Serikat (FDA) dilakukan dengan mengambil sampling pada hewan. Sehingga, sambung dia, tidak cocok apabila dampak yang terjadi pada hewan diterapkan langsung ke manusia.
Wiyu mengungkapkan, Eropa tidak melarang kemasan PC hanya kemasan yang mengandung BPA kecuali yang melebihi ambang batas aman. Artinya, sambungnya selama masih di bawah tolerable daily intake (TDI) alias ambang batas aman masih boleh dipergunakan.
Menurut dia, kemasan ber-BPA pada perlengkapan bayi dilarang mengingat TDI mereka yang kecil. TDI dihitung mengacu pada berat badan setiap konsumen. Pada orang dewasa dapat disimpulkan harus mengonsumsi 48 liter air atau dua galon perhari agar BPA benar-benar berdampak bagi tubuh.
Sementara, pada botol atau dot bayi selalu dipanaskan atau diuapkan sekitar 30 menit hingga 1 jam sebelum digunakan. Suhu pemanasan tersebut bisa mencapai 100 derajat celsius sehingga berpotensi besar menyebabkan migrasi BPA dari botol ke pangan.
Galon berbahan PC dipilih sebagai kemasan AMDK lantaran memiliki kekuatan dan lebih ramah lingkungan karena dapat dipakai kembali. Wiyu mengatakan paparan BPA dalam galon PC atau isi ulang juga terus menciut saat dipergunakan kembali.
Ahli teknologi plastik dari dari Universitas Teknologi Berlin di Jerman Wiyu Wahono menyampaikan ada disinformasi soal BPA. Begini penjelasannya.
- Penanganan Pasien Diare dengan Syndromic Testing, Hasil Cepat & Akurat
- Peringatan HJK, RS Atma Jaya Luncurkan 3 Layanan Kesehatan
- Di Forum Global ISPOR Eropa 2024, Indonesia Bawa Solusi Nutrisi Berbasis Ekonomi
- Cokelat Premium, Rahasia Lezat & Sehat di Balik Soft Choco Mr. Bread
- Sinar Matahari Tak Buat BPA Bermigrasi ke Air Galon, Ini Penjelasannya
- Kemenkes Berikan 4 Kategori Penghargaan, Siapa Saja?