Ahmad Ali-AKA Bakal Gratiskan Perlengkapan Sekolah serta Beri Beasiswa kepada Siswa & Pengajar

Ahmad Ali-AKA Bakal Gratiskan Perlengkapan Sekolah serta Beri Beasiswa kepada Siswa & Pengajar
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) nomor urut 1 Abdul Karim Aljufri (AKA) mengatakan persoalan putus sekolah atau tidak tercapai target Rata-rata lama Sekolah (RLS) terjadi karena faktor kemiskinan warga. Foto: Instagram @bang.aka_

"Banyak anak lulus SD di Sulteng, tapi bingung saat mau lanjut SMP dan SMA karena fasilitas di daerah tidak memadai dari segi jumlah dan juga mutu. Ini yang perlu tingkatkan, akses dan sarana pendidikan yang merata," kata AKA.

AKA juga menegaskan akan mengembangkan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan keahlian dan ketrampilan anak muda Sulteng di bidangnya.

Ia mencontohkan perlunya membuka program kompetensi sesuai permintaan pasar misalnya Morowoli, Palu dan Morowali yang berbasis perusahaan nikel dan emas. Sementara untuk vokasi peternakan, pertanian dan perikanan bisa di Parigi Moutong dan Banggai.

"Pendidikan vokasi akan diselenggarakan melalui penyediaan politeknik di kabupaten, selain itu vokasi bisa di masukan dalam kurikulum sesuai kebutuhan industry yang ada di Sulteng, kami juga akan memaksimalkan kerjasama sekolah vokasi dengan swasta dan BUMN, jadi anak muda Sulteng sudah siap kerja dan mampu bersaing secara global setelah lulus," ujar AKA.

AKA menambahkan kegagalan target rata rata lama sekolah (RLS) bisa terjadi karena mereka melakukan hal lain seperti bekerja atau membantu orang tua dan pernikahan dini anak-anak di Sulawesi Tengah yang saat ini di ambang kekwatiran.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Tahun 2022, angka perkawinan anak atau pernikahan dini di Sulteng mencapai 12,65 persen, dan menduduki peringkat kelima secara nasional.

“Faktor utama ini terjadi adalah orang tuanya miskin sampai miskin ekstrim, jadi memaksa anaknya harus ikut kerja dan nikah. Kami harus intervensi itu, kami punya program usaha yang melibatkan masyarakat. Ada 10 ribu wirausaha, pengembangan 30 HA pertambakan rakyat, pengembangan UMKM, penyediaan modal, pendampingan usaha yang semuanya dibangun dengan kolaborasi pemerintah dan rakyat, kami yakin program ini meningkatkan perekonomian warga,” tegas AKA.

Persoalan lain adalah sulitnya akses perjalanan menuju sekolah. Kendala akses ini bukan hanya milik anak, tetap pemeirntah, kepala sekolah bahkan guru yang ingin meningkatkan pendidikan didaerah.

AKA juga menegaskan akan mengembangkan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan keahlian dan ketrampilan anak muda Sulteng di bidangnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News