Ahmad Basarah Berharap ASEAN Meningkatkan Posisi Tawar pada Dunia

Diketahui, ASEAN saat ini menjadi blok ekonomi strategis setelah bersama Tiongkok, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Australia menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Cooperation (RCEP).
Kemitraan itu dicetuskan dalam KTT ASEAN di Bali pada 2011 dan menjadi kemitraan dagang terbesar di dunia, mencakup 30,2 persen GDP dunia, 27,4 persen perdagangan dunia, serta 29,8 persen Foreign Direct Investment (FDI) dunia. Kerjasama ini turut mencakup 29,6 persen populasi dunia, serta mencakup 2,2 miliar calon konsumen.
"Dengan potensi ekonomi sebesar itu, ASEAN dan mitranya bisa punya posisi tawar menghadapi perkembangan di Laut Cina Selatan. Jangan sampai ketegangan antara blok Barat dan Tiongkok itu merugikan ASEAN dan RCEP. Bahkan, ASEAN idealnya dapat menjadi pihak yang turut mendorong penyelesaian persoalan di LCS, atau turut mendorong terciptanya keamanan dunia," tegas Ahmad Basarah.
Blok Barat dan Tiongkok kini mengalami ketegangan di LCS setelah Tiongkok potensial untuk menjadi hegemoni ekonomi baru dunia pada 2050. Pertumbuhan ekonomi negeri ini tetap berada di angka 2,3 persen di akhir 2020, ketika ekonomi seluruh dunia terkena pandemi Covid-19. Ini mendorong perhatian blok Barat yang mengkhawatirkan China menjadi pemain tunggal dalam perekonomian pascapandemi.
Ahmad Basarah juga mengingatkan, perjanjian kerja sama ekonomi ASEAN dalam kemitraan RCEP harus menjadi kemitraan yang menguntungkan seluruh anggota ASEAN. Dia berharap jangan sampai stabilitas negara di kawasan yang tercipta oleh prinsip non-intervensionis menjadi lahan subur bagi investasi sekaligus potensi konsumen dari negara-negara maju yang bermitra.
‘’Kemitraan harus saling menguntungkan dan demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jangan sampai muncul anggapan bahwa ASEAN menjadi kawasan untuk produksi karena buruh murah, serta lokasi menjual produk hasil produksi pada saat bersamaan," Jelas ketua umum PA GMNI ini.
Indonesia menjadi salah satu negara yang turut berkomitmen untuk mendirikan ASEAN, melalui deklarasi bersama di Bangkok pada 8 Agustus 1967 bersama Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Perkumpulan ini semakin membesar dengan bergabungnya Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja. Hingga kini ASEAN beranggotakan 10 negara. (*/jpnn)
Keunikan ASEAN serta potensi besar pertumbuhan ekonomi kawasan layak dijadikan alasan untuk meningkatkan posisi tawar itu.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Johan Rosihan PKS: Idulfitri jadi Momentum Membangun Negeri dengan Akhlak
- Waka MPR: Jadikan Momentum Idulfitri untuk Memperkokoh Nilai-Nilai Persatuan Bangsa
- Waka MPR Eddy Soeparno Tekankan Transisi Harus Menguatkan Ketahanan Energi Nasional
- Waka MPR Akbar Supratman Sesalkan Dugaan Penghinaan Kepada Ulama Sulteng Habib Idrus
- Waka MPR Ibas Berharap Sekolah Rakyat Dibangun di Pacitan, Minta Bupati Siapkan Lahan
- Terima Aspirasi IOJI, Wakil Ketua MPR Komitmen Perjuangkan Konstitusi Pro Lingkungan