Ahmad Basarah: Rata-rata 2 Aksi Teror Terjadi Tiap Bulan di Indonesia
Keterlibatan generasi millenial dalam aksi ekstrimisme, kata Abdul Mu’ti, karena pada usia muda mereka tengah mencari identitas dan jati diri.
Kalau tidak dapat bimbingan yang benar, niscaya mereka mudah terbawa arus yang memengaruhinya.
“Ada kekosongan jiwa sehingga gampang dipengaruhi, termasuk untuk menjadi pelaku bom bunuh diri,” katanya.
Selain itu, lanjut Abdul Mu’ti, kurangnya pengetahuan dan teladan yang bisa mereka temukan.
“Mengapa gerakan anti-Pancasila makin banyak, karena mereka tidak melihat dengan Pancasila Indonesia makin baik dan makmur,” ujarnya.
“Karena itu, muncul keinginan mencari ideologi baru, apalagi di luar memang ada ideologi yang membuat suatu negara maju,” kata Abdul Mu’ti.
Keterlibatan generasi muda dalam aksi ekstremisme, kata Abdul Mu’ti, juga dipengaruhi minimnya ruang terbuka yang bisa menjadikan mereka berekspresi dengan leluasa, termasuk bersosialisasi dan menyalurkan bakat serta hobinya.
Menurut dia, untuk mengantisipasi hal ini butuh peran serta kehadiran negara secara lebih besar lagi.
Jadi, ujar dia, harus ada evaluasi sejauh mana keberhasilan mengantisipasi ekstremisme.
Basarah menegaskan rata-rata setiap bulan terjadi dua kali aksi teror dalam dua puluh tahun terakhir di Indonesia.
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- MPR & ILUNI FHUI Gelar Justisia Half Marathon, Plt Sekjen Siti Fauziah Sampaikan Ini
- Teror OTK di Kabupaten Paser Kaltim saat Dini Hari, Seorang Warga Tewas, 1 Kritis
- Ahmad Muzani Ingatkan Warga Jaga Persatuan & Kesatuan Menjelang Pilkada 2024
- Pesan Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono ke Generasi Muda, Ada 3 Poin Penting