Ahok Curiga Ada Kesengajaan Salah Tulis Nama
jpnn.com, JAKARTA - Hari ini warga DKI Jakarta akan menentukan siapa gubernurnya; Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau Anies Baswedan.
Sementara itu, potensi penyalahgunaan wewenang oleh anggota KPPS diakui Ahok, yang sudah aktif lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Salah satunya berupa kesalahan penulisan nama atau nomor induk kependudukan (NIK) di formulir C-6 atau surat undangan memilih.
’’Kan ada beberapa oknum kayaknya sengaja salah tulis,’’ ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (18/4).
Bila itu terjadi, pemilih tidak perlu ragu untuk tetap datang ke TPS dan menggunakan hak suaranya. Dia mengingatkan, C-6 hanyalah undangan, bukan syarat untuk memilih.
’’Tunjukin aja e-KTP nya. Kan kalau dia bisa terbitkan C-6 pasti ada di dalam DPT (namanya),’’ lanjut mantan Bupati Belitung Timur itu.
Kalau sampai ada oknum anggota KPPS yang mempersoalkan nama pemilih di C-6 dan melarang memilih bila nama atau NIK salah, justru dia harus diperkarakan. Itu berarti memang ada kesengajaan untuk membuat data di C-6 tersebut keliru.
Bagaimanapun, yang mengisikan nama pemilih di formulir C-6 adalah KPPS. Pemilih yang tidak mendapatkan C-6 pun dijamin tetap bisa datang, selama dia memegang e-KTP DKI atau surat keterangan (Suket).
Hari ini warga DKI Jakarta akan menentukan siapa gubernurnya; Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau Anies Baswedan.
- Bawaslu RI: Formulir C6 Bukan Syarat Mutlak untuk Memilih
- Permasalahkan Formulir C6, Gerindra Berencana Gugat Pilkada DKI ke MK
- Siap Menangkan RIDO jika Pilkada Jakarta 2 Putaran, PP DKI Ajak Anak Muda Gunakan Hak Suara
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk