Ahok: Dari Dulu Saya Dekat Sama Bu Mega
jpnn.com - JAKARTA - Terwujudnya keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminang mantan Wali Kota Blitar, Djarot Syaiful Hidayat sebagai Wakil Gubernur DKI, mendatangkan dugaan kalau Basuki sudah bergabung ke PDIP.
Apalagi, terwujudnya keinginan pejabat yang akrab disapa Ahok itu atas persetujuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Bahkan, beredar kabar PDIP telah bersiap mengusung kembali Ahok dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 mendatang. Ketika ditanya mengenai hal itu, Ahok mengatakan dari dulu dirinya memang sudah dekat dengan Megawati Soekarnoputri. Tapi, itu bukan berarti dia mau bergabung dengan PDIP.
”Saya juga dari dulu sudah dekat sama Bu Mega, tapi nggak pernah terekspos. Nggak lah, saya nggak mau jadi anggota (PDIP),” ujarnya seusai bertemu dengan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Boy Bernadi Sadikin di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, kemarin (3/12).
Ahok juga mengungkapkan dirinya mendapatkan sinyal akan dipinang menjadi Gubernur DKI pada Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) 2017 mendatang oleh partai berlambang banteng tersebut.
Terlebih, Megawati pernah mengatakan kalau Basuki mengecewakan warga DKI Jakarta dan tidak bisa menjalankan program pembangunan yang pro rakyat, maka PDIP tidak akan memberikan dukungan.
”Tergantung lah. Bu Mega pernah ngomong ke saya, kalau saya mengecewakan warga Jakarta, pasti PDIP tidak akan mendukung. Tapi, kalau saya bisa pro rakyat, pasti PDIP akan mendukung,” papar juga mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Ahok juga memastikan kalau PDIP tidak peduli soal survei-surveian saat mengangkat dirinya menjadi Calon Gubernur (Cagub) DKI pada 2017 mendatang. ”Kata Bu Mega yang penting punya hati nggak untuk rakyat,” cetus juga mantan anggota Komisi II DPR tersebut.
Untuk itu, Ahok mengaku akan bekerja sekuat tenaga untuk menyejahterakan warga Jakarta. Berupaya membuat program pembangunan yang pro rakyat agar kerja sama yang telah dibina dengan PDIP dapat terus dilaksanakan hingga Pemilukada 2017 mendatang.
”Kalau kerjanya bagus pasti lanjut. Ngapain pisah. Kalau nggak bagus, DPP PDI pasti akan rapat putuskan nggak boleh. Kalau saya tidak bisa penuhi amanah rakyat Jakarta, juga nggak bakalan mau dipilih lagi. Malu lah,” tukasnya juga.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Boy Bernadi Sadikin menegaskan dalam penentuan Djarot sebagai Cawagub DKI pendamping Ahok tidak ada bargaining politik yang terjadi. Keputusan ini dilakukan untuk mendukung Ahok menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI. Karena yang membawa Ahok hingga menduduki jabatan DKI 1 adalah PDIP.
Sehingga sudah selayaknya PDIP mengawal program-program yang dilakukan Ahok yang merupakan tindaklanjut program-program Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
JAKARTA - Terwujudnya keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminang mantan Wali Kota Blitar, Djarot Syaiful Hidayat sebagai Wakil
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS