Ahok Dinilai Bukan Solusi, Tapi Petaka Bagi Jakarta
jpnn.com - JAKARTA - Ratusan massa yang mengatasnamakan Indonesia Bergerak menilai, ada enam alasan mengapa masyarakat Jakarta dan partai politik harus menolak pencalonan Basuki Tjahaja Purnama kembali maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Salah satunya yakni, perilaku yang sangat tidak terpuji. Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok itu kerap berkata-kata kasar dan provokatif. Atas sikap tersebut, Ahok dinilai minus etika.
"Selain itu, Ahok juga selama ini anarkis terhadap rakyat kecil, tak mampu benahi Jakarta, biang konflik, minus prestasi dan juga munafik," ujar Koordinator Aksi Jamal Hidayat, di sela-sela aksi yang digelar Indonesia Bergerak di depan Patung Kuda, persimpangan Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat, Kamis (8/9).
Menurut Jamal, Ibu Kota membutuhkan pemimpin yang mampu mengayomi masyarakat Jakarta dan sekaligus mampu melaksanakan pembangunan dengan baik. Karena itu sudah saatnya mencari pemimpin yang tepat. Bukan justru melanggengkan kekuasaan yang sangat tidak berpihak pada rakyat kecil.
"Ahok bukan solusi bagi ibu kota, tapi petaka bagi warga Jakarta. Karena itu harus ditolak," tandas Jamal.
Indonesia Bergerak kata Jamal, terdiri dari sejumlah elemen masyarakat Jakarta.
Seperti kalangan pekerja, pedagang, mahasiwa, profesional muda, buruh, aktivis dan elemen-elemen lain, yang melihat ketidakberpihakan Ahok pada masyarakat kecil.(gir/jpnn)
JAKARTA - Ratusan massa yang mengatasnamakan Indonesia Bergerak menilai, ada enam alasan mengapa masyarakat Jakarta dan partai politik harus menolak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gelar Doa Bersama, Timses RIDO: Isi Masa Tenang dengan Hal Positif
- Pemuda Kristen Jakarta Kecam Pernyataan Bermotif SARA Menteri Maruarar Sirait
- 3 Pejabat Pemkab Banggai jadi Tersangka Tindak Pidana Pemilu 2024
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Beredar Surat Instruksi Prabowo untuk Pilih Ridwan Kamil, Ini Penjelasannya
- Pilkada Masuk Masa Tenang, Bawaslu Serang Fokus Mengawasi 2 Titik Rawan